Foto: Getty Images/iStockphoto/jakkapan21 |
Beberapa daerah di Bulan belum pernah melihat sinar Matahari. Di dalam kawah tertentu, terutama di sekitar daerah kutub Bulan, terdapat bagian-bagian yang belum pernah disinari cahaya siang hari, dan hal itu tidak akan pernah terjadi.
Di wilayah tersebut, pesawat ruang angkasa telah menentukan adanya endapan es air. Di situlah badan antariksa beberapa negara berencana mengirim robot penjelajah, pendarat, dan dalam beberapa tahun lagi, mungkin manusia.
Mengapa sinar Matahari tidak pernah mencapai daerah tersebut? Semuanya tergantung pada kemiringan Bulan. Kita bandingan dengan Bumi. Dengan kemiringan 23,5 derajat terhadap bidang orbit, ada kalanya Belahan Bumi Utara mengarah ke Matahari (saat musim panas Boreal), mengarah ke luar (musim panas Austral), atau kedua Belahan Bumi mendapatkan posisi yang sama jumlah cahayanya (musim gugur dan musim semi). Nah, hal ini tidak berlaku untuk Bulan.
Kemiringannya sehubungan dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari adalah 1,5 derajat. Bulan cukup banyak menunjuk secara vertikal. Artinya, tidak peduli kapan pun gerak Bulan mengelilingi Bumi, sinar Matahari mengenai Bulan hampir tegak lurus.
Jadi, daerah khatulistiwa mendapatkan banyak cahaya, tetapi sangat mudah untuk menghasilkan bayangan panjang di kutub. Kondisi itu selalu terjadi di waktu sore di tengah musim dingin di daerah kutub Bulan.
Satu gunung di sana, tidak akan menciptakan kondisi malam yang permanen. Saat Bulan berputar, bayangan juga akan berputar. Tetapi jika ada kawah berbingkai atau memiliki tepian, semuanya akan berbeda. Bagian bawah dan bagian dinding tidak akan pernah terkena sinar Matahari. Matahari akan selalu berada di balik tepian.
Ada air di kawah Bulan
Daerah Bulan yang gelap permanen, suhunya selalu berada di bawah -160°C. Saat es terbentuk di sana, ia akan berada tetap di sana, bahkan di tempat yang tanpa atmosfer, ia akan berperilaku seperti batu. Saking dinginnya, es itu bisa bertahan selama satu miliar tahun.
Kedua kutub memiliki perangkap dingin ini, tetapi 60% ditemukan di atas garis lintang 80 derajat di Kutub Selatan. Itulah mengapa kawasan ini menarik minat yang begitu tinggi dari badan antariksa. Misi terbaru Luna 25 Rusia mengincar kawasan ini, diikuti oleh Chandrayaan-3 India beberapa hari setelahnya.
China juga berencana menjelajahi area ini menggunakan robot penjelajah Chang'e-7 yang diperkirakan akan tiba di sana pada tahun 2026. Lalu ada misi dari Blue Origin milik Jeff Bezos, dan tak ketinggalan Artemis 3 yang dijadwalkan berlangsung pada Desember 2025.
Asal air di Bulan
Ada campuran sumber air di Bulan dan bukan hanya es di perangkap dingin. Beberapa sumber air dapat ditemukan dalam bentuk mineral terhidrasi, bahkan butiran kaca yang terbentuk setelah tumbukan antara Bulan dan benda-benda kecil di Tata Surya.
Jika kita mempertimbangkan molekul air itu dan bukan sebagai sumber material yang mungkin untuk pemukiman manusia di Bulan di masa depan, air sebenarnya ditemukan di mana-mana di permukaan Bulan. Memang ada banyak es di kawah yang gelap, tetapi sebenarnya bahkan ada molekul air di butiran debu di daerah yang diterangi Matahari.
Sampai penelitian lebih lanjut dilakukan, sumber air di Bulan belum dapat sepenuhnya dijabarkan. Proses vulkanik kuno telah berkontribusi terhadap pembentukan kondisi ini. Komet dan mikrometeorit es juga diyakini menjadi pemain utama dalam hal ini.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Ada Sisi Bulan yang Tak Disinari Matahari, Ini Sebabnya"