Hagia Sophia

20 December 2024

Menurut Riset, 3 dari 10 Remaja di DKI Terindikasi Masalah Mental

Foto: Getty Images/iStockphoto/Motortion

Riset Health Collaborative Center (HCC) melaporkan tiga dari sepuluh remaja atau siswa-siswi SMA di DKI Jakarta terindikasi masalah kesehatan jiwa. Peneliti utama Dr dr Ray Wagiu, MKK, FRSPH merinci sejumlah temuan masalah mental remaja, 26 persen diakibatkan masalah dengan teman sebaya, 23 persen akibat gangguan emosional seperti kekhawatiran, cenderung takut, hingga gangguan fisik psikosis akibat stres atau cemas.

Terakhir, 29 persen dikaitkan dengan gangguan hiperaktivitas selama di sekolah, terlalu aktif membuat siswa-siswi remaja mudah teralih dan sulit berkonsentrasi selama mengikuti pembelajaran di sekolah. Ada sejumlah siswa, meski dalam angka yang relatif jauh lebih sedikit, mengalami gangguan mental karena masalah perilaku termasuk sering berkelahi, berbohong, dan bersifat curang.

"Dari hasil skrining ini ditemukan permasalah remaja dalam tiga fokus utama, pertama permasalahan atau isu dengan citra diri, 81 persen menghadapi masalah tidak percaya diri, 8 dari 10 remaja," beber dia dalam temu media, Selasa (17/12/2024).

"Selanjutnya, 67 persen atau 6 dari 7 remaja punya masalah dengan penampilan, jadi mereka mengalami masalah mental bahkan saat dia merasa tidak seperti anak-anak lain yang dibelikan sepatu baru," tandas dia.

Terakhir, lebih dari 75 persen juga memiliki masalah dengan keluarga yang terbawa hingga sekolah, salah satunya berkaitan dengan faktor ekonomi. Ada 10 persen anak yang tidak memiliki orangtua, dan 30 sampai 40 persen orangtua anak remaja di DKI memiliki orangtua di bawah upah minimum provinsi.

Sayangnya, guru di sekolah termasuk BK selama ini tidak dianggap sebagai teman curhat yang banyak diakses. Sejalan dengan temuan HCC dalam riset Oktober 2024 tersebut, hanya 8 persen dari remaja yang mengalami masalah mental memilih bercerita ke guru.

Sisanya, 55 persen memilih lebih percaya kepada teman sebaya, 54 persen lain memilih 'curhat' ke orangtua.

"Dari survei kita juga terlihat tiga tempat paling nyaman untuk curhat anak remaja itu nggak di ruangan BK, tapi ruangan kelas, kantin, kamar mandi. Saat kita tanya kenapa kamar mandi? Katanya itu privacy, berarti kan ini belum ada privacy di ruangan BK," pungkasnya, menyimpulkan temuan riset dengan memotret kondisi sejumlah SMA di DKI termasuk negeri dan swasta.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Riset Ungkap 3 dari 10 Remaja di DKI Terindikasi Masalah Mental"