![]() |
Ilustrasi. (Foto: ilustrasi/thinkstock) |
Julie McFadden seorang perawat layanan hospice di California, Amerika Serikat mengungkapkan sebuah fenomena unik yang mungkin pernah didengar oleh masyarakat. Yang dimaksud adalah fenomena pasien sakit parah di rumah sakit yang bisa tiba-tiba sembuh sebelum akhirnya meninggal dunia.
McFadden menuturkan bahwa fenomena tersebut dikenal dengan istilah terminal lucidity. Kondisi ini terjadi ketika pasien yang sakit parah mengalami semacam ledakan energi, kejernihan mental, dan kewaspadaan secara tiba-tiba.
Ketika ini terjadi, pasien mungkin nampak memiliki peningkatan daya ingat dan fungsi kognitif, atau tiba-tiba dapat bangun dari tempat tidurnya. Mereka mungkin juga mengalami perubahan halus dalam suasana hati mereka.
Kemudian, hanya dalam beberapa hari atau bahkan beberapa jam kemudian, pasien akhirnya meninggal. Meski perubahan ini mungkin nampak menggembirakan, McFadden menuturkan bahwa hal itu bukan berarti pasien benar-benar sembuh.
"Bagian yang sulit adalah menikmatinya saat hal itu terjadi dan mengetahui bahwa mereka kemungkinan akan meninggal tak lama setelahnya," kata McFadden dikutip dari Daily Mail, Rabu (1/1/2025).
McFadden menyebut terminal lucidity merupakan fenomena paling umum dari orang-orang yang akan meninggal, khususnya selama ia berpraktik di layanan hospice. Layanan hospice adalah sejenis perawatan khusus untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang mengalami penyakit serius atau stadium akhir.
Pasien biasanya akan nampak seperti tidak sakit sama sekali atau bahkan mereka meminta makanan favorit mereka. Hal ini biasanya terjadi selama beberapa jam hingga satu atau dua hari.
Diperkirakan sebanyak satu dari tiga orang yang sekarat mengalami terminal lucidity sebelum akhirnya meninggal.
Hingga saat ini, para ahli tidak mengetahui secara pasti apa yang memicu terminal lucidity. Namun, penelitian terkini menunjukkan orang yang sekarat mungkin mengalami lonjakan aktivitas otak atau neurotransmitter terkait dengan stres, yang memberi mereka aliran energi terakhir.
Penelitian yang diterbitkan tahun lalu menyebut bahwa otak yang sekarat mengalami kekurangan oksigen dan mungkin dapat menghasilkan peningkatan aktivitas gelombang gamma. Gelombang gamma merupakan gelombang otak tercepat yang terjadi saat pasien sangat waspada dan secara aktif memproses informasi sensorik.
Para ahli juga percaya otak melepaskan 'banjir' neurotransmitter seperti serotonin tepat sebelum kematian, yang dapat meningkatkan suasana hati.
"Tidak ada yang terbukti secara ilmiah atau dipelajari untuk memberi tahu kita secara pasti mengapa hal itu terjadi. Cobalah untuk tetap hadir di saat orang yang Anda kasihi mengalami hari yang sangat baik. Anggaplah itu sebagai berkat, hampir seperti hadiah yang diberikan orang yang Anda kasihi kepada Anda," tandas McFadden.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Penjelasan Medis Kenapa Pasien Kritis Bisa Tiba-tiba Sembuh Sebelum Meninggal"