![]() |
Seorang pria 18 tahun menjalani operasi plastik. (Foto: Instituto Maxilofacial Orthognathic Surgery and Implantology) |
Seorang ahli bedah yang mengelola Instituto Maxilofacial, Barcelona, Dr Frederico Alfaro mengungkapkan cerita salah satu pasiennya. Pasien tersebut merupakan seorang pria muda dari Spanyol.
Klinik yang dikelola Dr Alfaro mengunggah banyak transformasi pasiennya secara daring. Hal ini yang menjadi salah satu cara untuk menarik pasien dari luar negeri untuk mengubah rahang mereka.
"Dengan sekitar 50 persen pasien mencari prosedur tersebut untuk tujuan kosmetik," katanya yang dikutip dari Daily Mail.
Dr Alfaro mengatakan banyak pasien klinik memiliki masalah medis. Misalnya seperti maloklusi atau ketidaksejajaran gigi atas dan bawah, dan sleep apnea yang dapat disebabkan oleh tulang yang menyempitkan saluran udara.
Klinik tersebut juga menawarkan prosedur kosmetik, termasuk pengencangan wajah, pembesaran pipi, dan blepharoplasty atau operasi untuk mengurangi jumlah kulit di atas mata.
Pasien yang ditanganinya dari Spanyol utara, Gustavo, baru berusia 18 tahun. Gustavo merasa operasi yang dilakukannya membuatnya merasa jauh lebih percaya diri.
Ia dirujuk ke klinik tersebut karena maloklusi kelas II pada tahun 2020. Di mana gigi atas secara signifikan tumpang tindih dengan gigi bawah yang menyebabkan masalah mengunyah.
Saat masuk, kuesioner juga mengungkapkan bahwa ia memiliki kekhawatiran yang signifikan tentang penampilannya dan juga mengalami sleep apnea ringan.
"Dalam kasus Gustavo, ia memiliki semua masalah ini. Tetapi, perhatian utamanya adalah estetika wajah, dan saya harus mengatakan bahwa mungkin 50 persen dari perhatian utama pasien saya adalah estetika wajah," terang Dr Alfaro.
Proses Operasi
Selama operasi, pertama dokter melakukan osteotomy sagittal split bilateral atau pemotongan tulang rahang bawah dan diposisikan ulang lebih ke depan untuk menyelaraskan gigi. Kemudian, tulang tersebut dapat diamankan menggunakan pelat dan sekrup titanium.
Gustavo kemudian menjalani osteotomie Le Fort I, di mana sayatan horizontal dibuat di rahang atas. Kemudian, digerakkan ke bawah untuk memperlebar saluran udara.
Hal ini bertujuan untuk mengatasi masalah tidur. Tulang tersebut mungkin juga diamankan menggunakan pelat dan sekrup titanium.
Dan terakhir, dokter melakukan mentoplasty peningkatan dan penurunan atau peningkatan dagu. Ini dilakukan dengan memposisikan ulang tulang dagu melalui pembedahan untuk meningkatkan bentuk, posisi, dan proyeksinya.
Dr Alfaro mengungkapkan sebagai bagian dari operasi di kliniknya, mereka juga dapat menyuntikkan cangkok lemak ke pipi dan bibir untuk lebih meningkatkan penampilan pasien dan memastikan mereka puas dengan hasilnya.
Dampaknya, ada pembengkakan dan memar setelah operasi, yang dapat memakan waktu hingga empat minggu untuk sembuh. Banyak pasien kembali beraktivitas normal setelah pembengkakan berkurang, meskipun butuh waktu sekitar enam bulan agar tulang pulih sepenuhnya.
Testimoni Gustavo
Gustavo mengatakan bahwa hasil pascaoperasi terasa luar biasa. Ia bahkan tidak percaya bahwa apa yang dilihatnya di cermin adalah dirinya.
"Bahkan sekarang, ketika saya melihat foto yang saya ambil malam sebelum operasi untuk membandingkan hasilnya, saya masih tidak percaya itu saya," ungkap Gustavo.
"Seiring dengan semakin percaya diri saya, keadaan menjadi lebih baik. Sebenarnya sebelum operasi, saya bahkan tidak mencoba berbicara dengan seorang gadis, dengan asumsi saya tidak akan mendapat hasil apapun," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pria Umur 18 Tahun Jalani Operasi Plastik, Before-Afternya bak Beda Orang"