detikcom |
Vaksinasi booster kedua resmi dilaksanakan dengan kelompok tenaga kesehatan yang menjadi prioritasnya. Hal ini tertuang dalam surat edaran Nomor HK.02.02/C/3615/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster ke-2 Bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Namun, menurut mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama, setelah tenaga kesehatan ada beberapa kelompok prioritas lain yang bisa didahulukan mendapat vaksinasi booster kedua yaitu kelompok lansia, masyarakat dengan komorbid, dan petugas lapangan lain.
"Lansia, masyarakat dengan komorbid, petugas lapangan lain," ujarnya pada detikcom, Jumat (29/7/2022).
Ia juga menyatakan vaksinasi booster kedua tidak akan menyebabkan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang berisiko parah sehingga aman dilakukan.
Sebelumnya, Prof Tjandra juga menyoroti kenaikan kasus kematian COVID-19 di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Tren kematian yang naik ini menurutnya perlu diwaspadai.
"Kita ketahui bahwa yang meninggal di negara kita sejak Juni 2022 selalu di bawah 10 orang, tapi dalam beberapa hari terakhir ini bukan hanya kasus harian di atas 6.000, tetapi juga yang meninggal naik menjadi di atas 10 orang. Dari kacamata kesehatan masyarakat maka adanya tren atau kecenderungan kenaikan kasus dan meninggal dari waktu ke waktu ini tentu kita perlu amat waspadai bersama," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mendesak pemerintah menyegerakan vaksin COVID-19 booster untuk masyarakat umum. Vaksin COVID-19 disebutnya ampuh menekan kasus rawat inap, keparahan, hingga kematian.
"Oleh karena itu, dosis booster diperlukan karena imunitas terhadap COVID-19 mulai menurun setelah enam (6) bulan ke atas dari vaksinasi terakhir," sebut dr Adib dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Jumat (29/7/2022).
"Selain itu varian baru juga memiliki sifat yang jauh lebih menular," pungkasnya.
IDI meminta perhatian vaksin COVID-19 booster bagi masyarakat umum agar kekebalan komunitas segera tercapai hingga menyelamatkan banyak nyawa.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Eks Petinggi WHO Sarankan Kelompok Ini Jadi Prioritas Booster Kedua Usai Nakes"