detikcom |
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 diketahui sebagai varian terbanyak yang dilaporkan di berbagai negara. Belakangan juga muncul subvarian baru BA.2.75 yang ditemukan di beberapa negara termasuk India dan Indonesia.
Saat ini, muncul subvarian Omicron baru BA.4.6 yang tengah mendapat status 'variant of concern' atau varian yang menjadi perhatian oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Menurut laporan CDC, BA.4.6 merupakan 4,1 persen dari kasus COVID di AS pada akhir pekan 30 Juli lalu. Varian baru ini lebih umum di wilayah yang terdiri dari Iowa, Kansas, Missouri, dan Nebraska, di mana subvarian ini merupakan 10,7 persen dari kasus lokal.
CDC menetapkan sebuah strain sebagai 'variant of concern' jika mereka menunjukkan transmisibilitas yang lebih besar, pengurangan efektivitas pengobatan, peningkatan keparahan, atau penurunan netralisasi oleh antibodi.
Eric Topol pendiri dan direktur Scripps Research Translational Institute dalam cuitannya di Twitter menyatakan mutasi BA.4.6 tampaknya tidak mengkhawatirkan dibanding dengan BA.4 dan BA.5.
"Satu-satunya varian lain yang meningkat (level rendah) adalah BA.4.6. Peta mutasinya (lonjakan di bawah) tampaknya tidak mengkhawatirkan seperti dengan BA.4/5," tulisnya.
Sampai sekarang, tidak banyak data yang menunjukan apakah BA.4.6 lebih mampu menghindari kekebalan tubuh dibanding BA.4 atau BA.5.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Nggak Kelar-kelar, CDC Awasi Lagi Varian Omicron Baru BA.4.6"