'Gerbang Para Dewa' di Peru Sungguh Misterius. Foto: Stefan Haider/IFL Science |
Di sisi Gunung Hayu Marca, Peru selatan, terdapat sebuah pintu batu besar misterius terukir di permukaan batu. Struktur bangunan yang aslinya Aramu Muru ini, dijuluki 'Gerbang Para Dewa'.
Meskipun tidak ada yang tahu asal muasal pintu Aramu Muru, keberadaannya menjelaskan sejarah panjang dan kompleks budaya Peru kuno.
Pemandu wisata lokal Jose Luis Delgado Mamani menemukan struktur tersebut pada tahun 1996, terletak di dekat Danau Titicaca, danau air tawar terbesar di Amerika Selatan. Sejak ditemukan, Aramu Muru dikelilingi berbagai mitos dan legenda tentang konstruksi dan penggunaannya.
Dikutip dari IFL Science, selama 4 ribu tahun terakhir, daerah sekitar pegunungan dan Danau Titicaca adalah rumah bagi sejumlah komunitas pribumi kuno, termasuk peradaban Inca yang diperintah oleh Pachacuti Inca Yupanqui.
Suku Inca percaya bahwa danau yang sangat besar ini adalah tempat lahirnya dunia, dan tempat roh kembali setelah kematian. Konon, situs Aramu Muru berfungsi sebagai tempat ziarah dan pemujaan suku Inca. Berbagai kisah berkaitan dengan supernatural berseliweran tentang pintu tersebut.
Ada yang menyebutkan pintu ini digunakan untuk tujuan seremonial atau astronomi. Struktur yang mengesankan ini berdiri setinggi 7 meter dan lebar 7 meter, dengan lekukan berbentuk pintu yang lebih kecil di tengahnya.
Mereka yang mengunjungi bangunan tersebut mengaku merasa nyaman dan damai saat mengistirahatkan dahi mereka di dalam lekukan yang lebih kecil.
Meskipun sedikit yang diketahui tentang asal muasal pintu tersebut, Aramu Muru diyakini sudah ada sebelum suku Inca dan memiliki budaya tentang penggunaannya yang berasal dari sejumlah komunitas penduduk asli Amerika.
Beberapa mitos menyebut pintu itu adalah portal atau gerbang menuju ke dunia lain. Sejumlah penduduk setempat juga percaya bahwa pintu tersebut digunakan oleh para Dewa saat mengunjungi kerajaan mereka.
Nama Aramu Muru sebenarnya terinspirasi dari legenda terkenal suku Inca. Saat menghindari Spanyol, seorang pendeta Inca bernama Aramu Muru mengambil piringan Matahari emas yang dikenal sebagai 'kunci tujuh sinar para dewa' yang disimpan di kuil Koricancha di Cusco.
Mengambil jarak lebih dari 450 kilometer dari kuil ke pintu batu, pendeta kemudian meletakkan piringan itu di pintu yang berfungsi sebagai portal. Pada suatu waktu, pintu itu terbuka dan pendeta itu melewatinya dan menghilang.
Orang boleh saja tidak mempercayai legenda. Namun kisah Aramu Muru bisa menjadi pengingat umat manusia berkaitan dengan perang yang membinasakan, keputusasaan yang dirasakan oleh peradaban yang dirusak oleh pasukan penyerang dan akhirnya kalah.
Ketika tanah Inca diserang oleh penjajah Spanyol, emas Inca dan sumber daya alamnya dicuri, dan sebagai gantinya, pasukan penyerang meninggalkan cacar yang menyebar dengan cepat dan akhirnya berkontribusi pada jatuhnya kerajaan Inca pada tahun 1592.
Artikel ini telah tayang di news.detik.com dengan judul "Gerbang Para Dewa di Peru Sungguh Misterius"