Ilustrasi operasi. (Foto: Getty Images/shapecharge) |
Seorang remaja laki-laki berusia 19 tahun yang mengalami cacat mental di China ditipu sebuah klinik kecantikan untuk menjalani operasi payudara. Klinik mengiming-imingi remaja itu dengan pendapatan yang lebih banyak apabila ia melakukan live streaming yang sedang ngetren.
Ibu remaja tersebut, bermarga Lu dari Wuhan mengatakan prosedur tersebut dilakukan pada 28 Juli. Hingga saat ini, Lu mengaku syok dengan apa yang dialami oleh putranya itu.
"Ketika keluarga kami mendengar hal ini, kami benar-benar terkejut. Rasanya seperti langit runtuh. Dia baru berusia 19 tahun," ucap Lu dikutip dari SCMP, Selasa (13/8/2024).
Lu menuturkan bahwa saat itu putranya sedang mencari pekerjaan di klinik. Bukannya mendapatkan pekerjaan, remaja tersebut justru diberitahu oleh staf bahwa operasi pembesaran payudara bisa membuat pendapatannya bertambah dari live streaming.
Sang ibu juga menemukan percakapan anaknya itu dengan staf klinik melalui pesan chat. Putranya saat itu sempat ditawari gaji sebesar 3 ribu yuan (Rp 6,6 juta) per bulan.
Namun, untuk mendapatkan pekerjaan itu staf mengatakan bahwa remaja tersebut harus menjalani operasi payudara terlebih dahulu. Setelah pulih dari operasi, nantinya remaja tersebut diperbolehkan bekerja.
Lu mengatakan anaknya sempat khawatir dengan prosedur yang biasanya dilakukan oleh wanita. Namun, staf klinik terus membujuk dengan cara mengatakan biaya operasi nantinya juga bisa dicicil melalui pinjaman dengan penghasilan dari live streaming.
"Kami memiliki banyak penyiar langsung yang menjalani operasi kosmetik di sini dan menghasilkan banyak uang. Beberapa platform memungkinkan penarikan dalam seminggu, dan lainnya bahkan bisa harian," bujuk staf klinik kecantikan itu.
Remaja yang memiliki masalah kapasitas mental tersebut akhirnya berhasil mengambil pinjaman sekitar 30 ribu yuan (Rp 66,4 juta) dengan tambahan sekitar 7 ribu yuan (15,5 juta) untuk biaya operasi.
Melihat apa yang dilakukan klinik tersebut membuat hati Lu begitu hancur. Setelah melakukan negosiasi berulang kali, implan tersebut akhirnya dicabut. Lu mengatakan anaknya mengalami trauma lagi akibat hal tersebut.
"Operasi itu membuat dada anak saya menjadi B-cup dengan dua bekas luka panjang di bawahnya. Melihat bekas luka itu membuat hati saya hancur," cerita Lu.
Lu membagikan laporan medis dari putranya yang mengalami kecacatan intelektual. Anaknya itu memiliki kapasitas mental seperti anak berusia 5 tahun dan juga masalah mental lain seperti depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.
Seorang pengacara dari Hubei Today Law Firm, Hu Junjie mengatakan bahwa orang yang tidak memiliki kapasitas untuk berperilaku sipil harus memiliki wali untuk menandatangani prosedur tersebut. Oleh karena itu, jika terbukti ada pelanggaran maka uang tersebut harus dikembalikan.
"Pertama, uang tersebut harus dikembalikan. Kedua, jika ada kerugian yang ditimbulkan, maka kompensasi harus diberikan," kata Junjie.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Remaja Pria Cacat Mental di China Ditipu Klinik, Diminta Operasi Perbesar Payudara"