![]() |
| Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/mapo |
Setiap kali jam berdentang menunjukkan tengah malam di awal tahun, jutaan orang di seluruh dunia secara serentak berkomitmen pada resolusi baru.
Mulai dari keinginan menurunkan berat badan, bebas dari utang, hingga memulai hobi baru, ritual ini seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan tahun baru yang penuh optimisme.
Secara psikologis, momen pergantian kalender dipandang sebagai kesempatan emas untuk melakukan refleksi. Terri Bly, seorang psikolog klinis dari Ellie Mental Health, menjelaskan bahwa tahun baru merepresentasikan awal yang segar.
"Manusia membutuhkan simbol atau sinyal tertentu sebagai momentum untuk menyegarkan kembali hidup mereka. Namun, fenomena ini bukan sekadar kebutuhan personal, melainkan juga sebuah norma sosial," kata Bly dikutip dari VeryWell Mind.
Dr Tim Kurz, pakar psikologi sosial dari The University of Western Australia, menyebutkan bahwa tradisi ini sudah berakar sejak 4.000 tahun lalu dari zaman Babilonia kuno. Menurutnya, saat ini orang-orang membuat resolusi karena melihat lingkungan sekitarnya melakukan hal yang sama.
Memberitahu orang lain bahwa kita ingin menjadi lebih baik secara tidak langsung memposisikan diri kita sebagai "orang baik" dan memberikan rasa tanggung jawab semu.
Kenapa Resolusi Tahun Baru Sering Gagal?
Meski semangat di awal tahun sangat tinggi, banyak resolusi yang gagal terealisasi. Dr Tim Kurz menjelaskan bahwa hambatan terbesarnya adalah perilaku harian manusia yang lebih banyak dikendalikan oleh kebiasaan otomatis di bawah alam sadar, bukan oleh pemikiran yang matang.
"Seiring berjalannya waktu, cara kita berperilaku cenderung menjadi otomatis karena dipicu oleh konteks, situasi, dan lingkungan tertentu, yang sepenuhnya terlepas dari proses berpikir sadar kita," ungkap Dr. Tim Kurz.
Kesalahan umum lainnya adalah ambisi untuk melakukan perubahan besar secara instan. Terkait hal ini, Terri Bly menekankan bahwa manusia pada dasarnya tidak dirancang untuk melakukan perubahan drastis yang sekaligus.
"Ide tentang perubahan besar dan menyeluruh memang terdengar menarik, namun secara biologis kita tidak dibentuk untuk itu," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Alasan Psikologis Bikin Resolusi Tahun Baru, Seringnya Sih Gagal Terealisasi"
