![]() |
| Efek yoyo bikin diet berantakan. Foto: Getty Images/Christian Horz |
Banyak orang berhasil menurunkan berat badan dalam waktu singkat, namun tak lama kemudian berat badan justru kembali naik. Kondisi ini dikenal sebagai yo-yo effect, yakni pola penurunan dan kenaikan berat badan yang terjadi berulang.
Spesialis gizi klinik dr Yohannessa Wulandari, MGizi, SpGK dari RS St Carolus Salemba, menjelaskan salah satu pemicu utama yo-yo effect adalah pembatasan kalori yang terlalu ekstrem sejak awal program penurunan berat badan. Menurutnya, banyak orang langsung memangkas asupan makanannya secara drastis tanpa perencanaan yang matang.
"Kalau yang berat badannya sampai 120 kg, misalnya taro lah asupannya 2.500 kalori. Terus dia tiba-tiba misalnya nggak konsul dulu ke dokter spesialis yang kompeten, tapi dia yaudah selalu turun sendiri, nurunin kalorinya langsung, misalnya ke 1000 kalori," kata dr Yohannessa kepada detikcom, Kamis (18/12/2025).
"Kan berarti kurangnya sampai 1.500 kalori kan, dibanding asupan sebelumnya, nah itu adalah hal-hal yang salah satunya bikin yoyo," lanjutnya lagi.
Penurunan berat badan yang terjadi dalam kondisi tersebut sering kali bukan hanya berasal dari lemak, tetapi juga dari cairan tubuh dan massa otot. Tubuh kemudian merespons kondisi kekurangan energi yang ekstrem ini dengan mekanisme pertahanan diri.
Menurut dr Yohannessa, tubuh memiliki sistem adaptasi alami. Ketika kekurangan energi terjadi secara drastis, tubuh akan berusaha 'menghemat' pengeluaran energi dan memicu dorongan makan yang lebih kuat. Akibatnya, muncul keinginan makan berlebih, ngemil terus-menerus, atau mengambil porsi besar sebagai upaya tubuh memenuhi kebutuhan energi yang sebelumnya tidak tercukupi.
"Jadi itu yang membuat nanti malah orang jadi yaudah, pengennya nyemil-nyemil-nyemil salah satunya atau makan yang porsinya besar untuk memenuhi kebutuhan yang seharusnya," katanya lagi.
Kondisi inilah yang membuat berat badan kembali naik dengan cepat setelah fase diet ketat berakhir. Dalam jangka panjang, pola ini dapat berulang dan menyebabkan berat badan sulit dikendalikan.
"Seharusnya adalah turun itu pelan-pelan, misalnya tadinya 2.500 kalori, jadi misalnya kita turunin hanya menjadi misalnya 2.000 kalori, atau paling maksimal 1.500 kalori per hari. Jadi memang perlu perlahan," lanjutnya lagi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Berat Badan Naik Turun Seperti Yoyo? Ini Saran Dokter Gizi Biar Lebih Stabil"
