Hagia Sophia

21 August 2022

Ini Alasan WHO yang Menetapkan DKI Level 4 COVID-19

detikcom

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis laporan COVID-19 Indonesia melalui 'Situation Report' per Kamis (18/8/2022). Data tersebut menunjukkan tren peningkatan penularan di masyarakat berdasarkan catatan pekan 8-14 Agustus 2022.

WHO membagi kategori transmisi masyarakat ke dalam empat level yakni level 1 tingkat penularan rendah, level 2 sedang, level 3 tinggi, dan level 4 sangat tinggi. Di periode 8-14 Agustus, DKI Jakarta menjadi satu-satunya provinsi yang masuk ke level 4 transmisi komunitas atau penularan COVID-19 sangat tinggi.

"Di tingkat provinsi, selama pekan 8-14 Agustus, DKI Jakarta tetap berada pada level yang sangat tinggi, tingkat penularan komunitas level 4 (CT4)," demikian laporan WHO, dikutip Sabtu (20/8/2022).

Dalam periode tersebut, insiden kasus mingguan COVID-19 di DKI Jakarta melampaui 150 per 100 ribu penduduk. Peningkatan tersebut dilaporkan selama tiga pekan terakhir.

Disusul Banten dan Bali yang masuk ke level 2 transmisi komunitas yakni insiden kasus 20 dan 50 per 100 ribu penduduk.

"31 provinsi sisanya berada pada tingkat masyarakat rendah transmisi (CT1) dengan kejadian kasus mingguan kurang dari 20. Secara umum, risiko infeksi COVID-19 pada populasi umum tetap tinggi. Oleh karena itu, protokol kesehatan harus diketatkan," pesan WHO.
  • DKI Jakarta: insiden kasus 155,3 per 100 ribu penduduk
  • Banten: 36,1 kasus per 100 ribu penduduk
  • Bali: 25,4 kasus per 100 ribu penduduk.
Kasus Harian dan Kematian Naik

Masih di periode yang sama, peningkatan kasus COVID-19 mingguan dan kematian sangat signifikan.

"Jumlah kasus mingguan antara 8 dan 14 Agustus adalah 37.796, meningkat 117 persen dibandingkan dengan 17.388 kasus mingguan yang dilaporkan dari 4 hingga 10 Juli," kata WHO.

"Jumlah kematian baru mingguan dari 8 hingga 14 Agustus adalah 131, meningkat sebesar 212 persen dibandingkan dengan 42 kematian yang dilaporkan dalam laporan situasi sebelumnya," lanjut laporan WHO.

Omicron Paling Dominan

Meski belakangan Indonesia melaporkan tiga subvarian baru, Omicron BA.5.2 menjadi subvarian Omicron paling dominan yang ditemukan di Indonesia saat kasus COVID-19 kembali 'ngegas'. Sayangnya, positivity rate secara nasional berada di sekitar 11 persen, jauh dari standar WHO di 5 persen.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Tetapkan COVID-19 DKI Level 4, Ternyata Ini Sebabnya"