istimewa |
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut selama 12 minggu terakhir sejak 23 Mei 2022, proporsi positivity rate COVID-19 di Indonesia meningkat signifikan. Kini berada di 11,2 persen, insiden kasus menurut WHO di Indonesia rata-rata berada di level 3 transmisi komunitas, atau relatif tinggi.
"Proporsi ini dapat diinterpretasikan secara andal hanya dengan pengawasan dan pengujian yang komprehensif sesuai urutan, setidaknya satu orang diuji per 1.000 populasi per minggu. Selama minggu 8 sampai 14 Agustus, tingkat pengujian dipertahankan pada lebih dari 1 per 1.000 populasi," kata WHO melalui situation report Indonesia yang dirilis Kamis (18/8/2022).
Tren peningkatan kematian COVID-19 di periode 8-14 Agustus juga dilaporkan meningkat hingga 212 persen. Adalah 131 kasus per minggu, jauh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya berada di 42 kematian.
Bali menjadi provinsi paling banyak menyumbang kasus COVID-19 kematian mingguan. Berikut daftarnya:
- Bali: 0,5 per 100 ribu penduduk
- DKI Jakarta: 0,2 per 100 ribu penduduk
- Kalimantan Selatan: 0,1 per 100 ribu penduduk
- Kalimantan Tengah: 0,1 per 100 ribu penduduk
- Kepulauan Riau: 0,1 per 100 ribu penduduk
- DI Yogyakarta: 0,1 per 100 ribu penduduk.
"Selama minggu 8 hingga 14 Agustus, jumlah kematian COVID-19 yang dikonfirmasi per 100.000 populasi adalah 0,04 di tingkat nasional, 0,05 di wilayah Jawa-Bali dan 0,02 di non-Jawa-Bali. Jumlah kematian COVID-19 per 100.000 penduduk telah meningkat dibandingkan dengan angka yang dilaporkan pada minggu 4 hingga 10 Juli," beber WHO.
Lebih lanjut, WHO melaporkan Indonesia sudah mencatat 96 subvarian Omicron. "Subvarian yang paling dominan di Indonesia adalah BA.5.2 di beberapa pekan terakhir," ungkap WHO.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Positivity Rate Tembus 11,2 %! WHO Ungkap BA.5 Jadi Biang Kerok COVID RI Ngegas"