Ilustrasi es Teh Indonesia (Foto: Getty Images/iStockphoto/Jobrestful), detikcom |
Heboh konsumen Es Teh Indonesia disomasi usai protes terkait kandungan gula dalam satu minuman. Konsumen tersebut mengungkapkan produk yang ia coba terlalu manis.
Meski konsumen ini belakangan meminta maaf, cuitannya terlanjur viral dan banyak publik yang kemudian mengkhawatirkan kandungan gula di minuman berpemanis. Simak fakta-faktanya berikut ini.
Spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menjelaskan, kandungan gula dan rasa manis dalam minuman maupun makanan tidak berbahaya selama tak dikonsumsi secara berlebihan.
"Tapi, bukan cuma rasa manisnya yang jadi concern, namun cermati juga kadar gula tambahan di dalam makanan atau minuman itu," terang Prof Zubairi.
Pasalnya jika gula dikonsumsi secara berlebihan, bisa memicu sejumlah risiko penyakit serius bahkan berakhir kematian. Hal ini diungkapkan langsung oleh Epidemiolog Pandu Riono dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).
"Bisa kena penyakit yang sulit sembuh dan berakhir kematian," sambung Pandu, ditulis detikcom Senin (26/9/2022).
"Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi bisa merusak organ-organ tubuh kita," pesan dia.
Berapa Batas Konsumsi Gula yang Aman?
Dikutip dari Healthline, jumlah gula yang aman dikonsumsi per hari mungkin bergantung pada total asupan kalori, tingkat aktivitas, dan faktor lainnya. Namun, jumlahnya tetap harus diperhatikan.
Oleh karenanya, ada beberapa orang yang bisa memakan banyak gula tanpa membahayakan dirinya. Tapi, tak jarang juga yang harus menghindari gula sebanyak mungkin.
Menurut American Heart Association (AHA), berikut jumlah maksimum gula tambahan yang harus dikonsumsi dalam sehari:
Pria
- Jumlah gula yang bisa dikonsumsi pria adalah 150 kalori per hari. Ini setara dengan 37,5 gram atau 9 sendok teh gula.
Wanita
- Jumlah gula yang bisa dikonsumsi wanita adalah 100 kalori per hari. Ini setara dengan 25 gram atau 6 sendok teh gula.
Konsumsi gula yang berlebihan sangat berkaitan dengan beberapa penyakit berbahaya. Mulai dari obesitas atau kegemukan, diabetes tipe 2, penyakit jantung, kanker tertentu, kerusakan gigi, penyakit hati berlemak non alkohol, dan masih banyak lagi.
Penting Melihat Komposisi Gula
Lebih lanjut, Prof Zubairi mengimbau konsumen untuk selalu melihat komposisi gula pada minuman dan makanan di label produk. Adapun sejumlah kandungan gula yang perlu diperhatikan yakni seperti corn syrup, dekstrosa, fruktosa, glukosa, laktosa, dan lainnya.
Prof Zubairi menyebut, konsumen memang kerap sulit mencermati kandungan gula dalam minuman maupun makanan. Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan tambahan label gula pada setiap produk, seperti yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).
"Makanya FDA itu mengembangkan label makanan baru yang mencantumkan gula tambahan secara terpisah. Gula tambahan itu harus dipasang produsen sehingga konsumen terbantu untuk mengeceknya," terang dia.
Faktor Seseorang Kecanduan Gula
Prof Zubairi juga menjelaskan, seseorang bisa kecanduan gula akibat berbagai faktor, salah satunya kurang tidur dan stres berkepanjangan.
"Kondisi ini bikin tubuh mengeluarkan hormon kortisol. Hormon ini meningkatkan keinginan kita untuk mengonsumsi makanan dan minuman manis," sambung dia.
Mengonsumsi gula menurut Prof Zubairi, melepaskan dopamin dalam tubuh sehingga muncul rasa kesenangan untuk kembali mengonsumsinya.
"Dan frekuensinya akan meningkat. Banyak studi yang membahas ini," pesan dia.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "4 Fakta Es Teh Indonesia Somasi Konsumen, Bahaya hingga Batas Konsumsi Gula"