Foto: Pradita Utama |
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, negara-negara kaya tidak boleh berpikir pandemi COVID-19 sudah berakhir dan buru-buru melonggarkan upaya penanganan COVID-19. Pasalnya, WHO menyoroti potensi gelombang infeksi baru di waktu mendatang.
Hal itu disampaikan oleh penasihat senior WHO Bruce Aylward dalam wawancara baru-baru ini. Mengingat, pekan lalu Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sempat menyinggung akhir pandemi COVID-19 sudah di depan mata, namun belum benar-benar berakhir.
"Ketika saya mendengar mereka (negara-negara kaya) berkata 'Ya, kami sudah sangat nyaman di situasi ini', saya berpikir 'Bagus. Sekarang Anda benar-benar dapat membantu kami menyelesaikan masalah (COVID-19) di seluruh dunia," tegas Aylward, dikutip dari Reuters, Sabtu (24/9/2022).
Aylward menyebut, tim yang dikoordinasikannya belum siap untuk keluar dari fase darurat penanganan pandemi. Menurutnya, negara-negara harus siap dan memiliki perawatan di tempat untuk setiap gelombang infeksi lebih lanjut. Diketahui, timnya berfokus pada akses yang adil ke vaksin, perawatan, dan tes COVID-19 di seluruh dunia
"Jika Anda pergi tidur sekarang kemudian gelombang (COVID-19 baru) menghantam kita dalam tiga bulan ke depan, ya Tuhan, (ibarat) ada darah di tangan Anda," ungkap Aylward, menegaskan bahwa kini bukan waktunya negara-negara kaya bersantai menghadapi pandemi COVID-19.
Ia juga menyinggung, pernyataan Biden memang ada benarnya. Sebab, Amerika Serikat memiliki akses yang baik ke semua alat penanganan COVID-19. Hal itu juga tidak menghambat komitmen global AS untuk turut serta memerangi COVID-19 di dunia.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "WHO Desak Dunia Tak Buru-buru Anggap Pandemi COVID-19 Sudah Beres, Ini Bahayanya"