istimewa |
Harga Pertalite telah naik jadi Rp 10.000 per liter. Apakah harga Pertalite bisa turun lagi atau balik ke harga Rp 7.650 per liter? Menurut Kementerian Kementerian harga Pertalite bisa saja di bawah Rp 10.000 asalkan harga minyak mentah juga turun, paling tidak US$ 40-an/barel.
"Kemarin harga Pertalite Rp 7.650 per liter, itu sebenarnya setara ICP US$ 41 hingga US$ 42/barel," jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu di Gedung DPR, Senin (5/9) lalu.
Meski begitu, Febrio juga menerangkan harga Pertalite saat ini Rp 10.000 per liter masih di bawah keekonomian. Artinya selisihnya pun masih disubsidi oleh pemerintah
"Harga yang sekarang, meskipun sudah dinaikkan menjadi Rp 10.000 pun itu masih di bawah harga keekonomian. Kalau tadinya kan kita Rp 7.650 dibandingkan (harga keekonomian) katakanlah Rp 14.000 sekarang kita Rp 10.000 dibandingkan Rp 14.000. Artinya tiap liter Pertalite itu tetap disubsidi, dikompensasi oleh pemerintah," tambahnya.
Untuk diketahui, harga keekonomian Pertalite seharusnya Rp 14.450 per liter dengan harga. Harga itu dengan harga ICP di atas US$ 100 per barel dan kurs Rp 14.450/US$.
Febrio juga menerangkan lagi soal harga Solar yang kini dijual Rp 6.800 per liter. Padahal harga keekonomiannya itu Rp 13.950/liter.
"Solar gapnya masih jauh dari harga Rp 14.000-an ke Rp 6.800 per liter, di sini kita ingin melihatnya, kita ingin ekonomi tumbuh dan pemulihan terus jalan," tutupnya.
Febrio juga mengakui kenaikan harga BBM juga akan berpengaruh peningkatan inflasi. Diprediksi inflasi sampai akhir tahun akan meningkat 1,9%.
Meski begitu, Ia meyakini pihaknya akan menjaga tetap di bawah 7%. Febrio pun memproyeksi inflasi Indonesia tahun ini berkisar hingga Rp 6,8%. "Kita sudah hitung naiknya 1,9% dari BBM ke inflasi. Kisarannya 6,6%-6,8% (tahun ini)," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di finance.detik.com dengan judul "Apakah Harga Pertalite Bisa Turun Lagi? Ini Jawabannya"