Ilustrasi telur. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Poravute) |
Mengonsumsi telur kerap dikaitkan dengan risiko kolesterol tinggi. Padahal, sebenarnya telur kaya protein dan tidak harus benar-benar dihindari.
Begitu pula makanan seperti daging hingga produk susu, masih aman dikonsumsi dalam batas wajar.
Dikutip dari Healthline, kolesterol memang biasanya mempunyai konotasi negatif. Namun tidak semua kolesterol itu buruk. Ada dua jenis kolesterol yakni low-density lipoprotein (LDL) dan high-density lipoprotein (HDL). Kolesterol HDL dikenal sebagai kolesterol 'baik', membantu menghilangkan kolesterol berbahaya dari darah sehingga bisa dihilangkan oleh tubuh.
LDL disebut kolesterol 'jahat'. Jika jumlahnya terlalu banyak di dalam darah, hal itu menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri di jantung dan otak. Jika tidak ditangani, penumpukan plak ini dapat menyebabkan:
- penyakit jantung
- stroke
- serangan jantung
Telur dianggap bisa meningkatkan kolesterol tinggi. Namun, berbagai penelitian menunjukkan bahwa telur tidaklah jahat. Menurut Klinik Cleveland, telur kaya akan:
- antioksidan
- protein
- nutrisi
Mengonsumsi telur dalam jumlah sedang, sekitar 4 hingga 6 butir telur per minggu terbilang aman, bahkan untuk pengidap kolesterol tinggi. Penelitian menunjukkan orang yang makan telur dalam jumlah sedang tidak menunjukkan peningkatan kadar kolesterol dibandingkan dengan mereka yang menghilangkan telur sama sekali dari pola makannya.
Kuncinya adalah makan telur secukupnya.
Kolesterol berfungsi penting bagi tubuh. Ini membantu dalam pekerjaan penting seperti:
- membuat lapisan luar sel
- membuat asam empedu untuk mencerna makanan
- memproduksi vitamin D dan hormon
Kolesterol menjadi bahaya kesehatan jika jumlahnya terlalu banyak di dalam darah. Bagi sebagian orang, faktor genetik menyebabkan hati mereka memproduksi terlalu banyak kolesterol LDL (jahat). Salah satu penyumbang kolesterol LDL tinggi adalah konsisten mengonsumsi makanan tinggi:
- lemak jenuh
- lemak trans
- kolesterol
Menurut American Heart Association, kadar LDL optimal dalam tubuh adalah kurang dari 100 mg/dL. Tingkat 130 hingga 159 mg/dL dianggap berada di ambang batas tinggi. Karena kolesterol HDL (baik) bersifat protektif, semakin tinggi angkanya semakin baik. ADA merekomendasikan HDL minimal 60 mg/dL.
Mayo Clinic merekomendasikan mereka yang memiliki kolesterol LDL tinggi untuk membatasi asupan kolesterol harian hingga 200 mg atau kurang. Bacalah label makanan dengan cermat untuk memastikan tidak mengonsumsi lebih dari jumlah yang disarankan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Keseringan Makan Telur Bikin Kolesterol Tinggi? Ternyata Ini Faktanya"