Ilustrasi pasien anak. (Foto: Getty Images/iStockphoto/kan2d) |
Stroke bisa menyerang kelompok usia manapun, termasuk usia muda. dr Mursyid Bustami SpS dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof Dr Mahar Mardjono bercerita jika kasus termuda yang pernah ditangani terkait stroke bahkan dilaporkan di usia 5 tahun.
Pemicunya tidak lain adalah genetik, alias si anak memiliki 'bakat' terserang stroke karena pembuluh darah bisa pecah di waktu-waktu tertentu.
"Sudah punya bawaan dari lahir yang rentan terhadap tekanan jadi pecah pembuluh darah timbul gejala stroke tadi," terang dr Mursyid kepada detikcom Selasa (28/5/2024).
Selain genetik, faktor pemicu gaya hidup tidak sehat juga menjadi penyebab mulai banyak usia dewasa muda terkena stroke. Makanan tinggi gula, garam, dan lemak yang menjadi penyebab hipertensi serta diabetes, bisa berujung pada kasus stroke.
"Ternyata usia muda itu lumayan banyak yang kena, meski usia tua masih dominan. Kaitan dengan gaya hidup, sudah adalah bawaan, lalu ada faktor risiko alkohol, merokok, penyalahgunaan obat," lanjutnya.
"Itu faktor risiko yang mempercepat pembuluh darah itu pecah," tandasnya.
Stroke sering datang secara mendadak tanpa ada gejala khas yang terjadi sebelumnya. Upaya satu-satunya yang bisa dilakukan pasien adalah segera mencari bantuan ke fasilitas kesehatan sebelum terjadi potensi kecacatan hingga risiko fatal kematian.
"Jadi sekali lagi stroke itu terjadi sekonyong-konyong, terjadi mendadak tanpa ada gejala apa-apa, anak usia 5 tahun biasa main, tiba-tiba stroke, darimana kita tahu? Nggak tahu, dan itu kasus yang jarang," sebutnya.
"Namun demikian kalau terjadi gejala stroke itu berapapun usianya segera ke rumah sakit, kok anak jalannya miring, tiba-tiba anggota gerak tubuhnya lemah sebelah," lanjut dia.
Faktor risiko stroke yang juga tidak bisa dicegah adalah kelompok lansia, serangan stroke lebih mungkin terjadi pada kelompok di atas 40 tahun. Karenanya, skrining dan deteksi awal dianjurkan untuk dilakukan, bisa melalui CT Scan, MRI, sampai pemeriksaan DSA.
Pasien stroke yang terlambat mendapatkan penanganan, semakin sedikit memiliki peluang bebas dari kecacatan dan sembuh atau kembali normal seperti semula. Waktu krusial penanganan pasien stroke berada di enam bulan.
Lewat dari periode tersebut, dr Mursyid menyebut sudah semakin banyak sel saraf otak mati yang tidak bisa berfungsi lagi. Pasalnya, dalam satu detik serangan stroke saja 32 ribu sel saraf otak mati, dan dalam satu jam jumlahnya meningkat menjadi 120 juta saraf otak yang mati.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Stroke Banyak Serang Kelompok Muda, RSPON Pernah Tangani Kasus Usia 5 Tahun"