Foto: iStock |
Sering tidur bikin tubuh gampang gendut? Kebalik, berbagai riset ilmiah membuktikan berat badan justru tidak terkendali ketika sering begadang.
Bukan berarti harus tidur melulu jika ingin kurus, bagaimanapun diet dan olahraga besar pengaruhnya. Sama pentingnya dengan kedua hal tersebut, kebutuhan tidur juga wajib dipenuhi jika seseorang ingin berat badannya lebih terkontrol.
Faktanya, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat mengungkap 35 persen orang dewasa tidur kurang dari 7 jam dalam sehari. Normalnya, orang dewasa butuh 7-8 jam sehari untuk tidur.
Beberapa penjelasan tentang kaitan tidur dengan berat badan terangkum sebagai berikut.
1. Tidur singkat meningkatkan risiko kegemukan?
Tidur singkat, yakni kurang dari 6-7 jam dalam sehari, teruji dalam berbagai riset erat kaitannya dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih tinggi. Artinya, tidur singkat berhubungan dengan risiko kegemukan.
Dikutip dari Healthline, analisis terhadap 20 kajian yang mencakup 300 ribu orang dewasa mengungkap bahwa risiko kegemukan meningkat 41 persen pada orang dewasa yang tidur kurang dari 7 jam. Sebaliknya, orang yang tidur 7-9 jam tidak mengalami peningkatan risiko kegemukan.
Riset lain mempertegas keterkaitannya pada berbagai kelompok usia. Risiko kegemukan akibat kurang tidur pada tiap-tiap kelompok usia teramati sebagai berikut:
- Bayi: risiko meningkat 40 persen
- Anak-anak: risiko meningkat 57 persen
- Remaja: risiko meningkat 123 persen
- Dewasa: risiko meningkat 30 persen.
2. Tidur menekan nafsu makan
Tidur yang cukup bisa mencegah asupan kalori berlebih yang bisa memicu kegemukan. Banyak riset membuktikan adanya peningkatan nafsu makan dan asupan kalori yang lebih banyak pada orang-orang yang kurang tidur.
Sebuah studi menemukan bahwa orang-orang yang kurang tidur mengonsumsi 385 kalori lebih banyak dalam sehari. Sebagian besar di antaranya berasal dari lemak.
Peningkatan nafsu makan diyakini berkaitan dengan efek hormon ghrelin dan leptin, yang produksinya dipengaruhi siklus tidur.
3. Pilihan makanan lebih baik jika cukup tidur
Tidur malam yang cukup juga dikaitkan dengan pilihan makanan yang lebih sehat. Diyakini, hal ini dipengaruhi oleh kerja otak dalam mengambil keputusan, yang dipengaruhi oleh kecukupan tidur.
Saat kurang tidur, otak mengalami kesulitan dalam memilih makanan sehat dan sulit menahan godaan makan enak. Selain itu, bagian otak yang disebut 'reward center' lebih terstimulasi oleh makanan ketika seseorang kurang tidur.
4. Tidur mencegah ngemil yang tidak perlu
Sering begadang? Pasti tahu rasanya mendadak lapar tengah malam, lalu berujung pada ngemil nggak jelas karena tidak mudah menemukan menu sehat di waktu tersebut.
Sering begadang membuat jendela makan menjadi lebih lebar, terlebih jika waktu tidurnya sangat jauh dari waktu makan malam.
5. Tidur membantu metabolisme
Metabolisme tidak hanya terjadi saat terjaga, melainkan juga saat tidur. Resting metabolic rate (RMR) adalah jumlah kalori yang dibakar tubuh saat tidur. Nilainya dipengaruhi banyak faktor, seperti:
- Usia
- Berat badan
- Tinggi badan
- Jenis kelamin
- Massa otot
- Dan sebagainya.
Salah satu faktor yang sering terlupakan adalah tidur. Sebuah riset yang melibatkan 47 partisipan membuktikan bahwa kurang tidur menyebabkan RMR berkurang secara signifikan ketika partisipan mengalami pembatasan tidur selama 5 hari.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "5 Alasan Harus Banyak Tidur Jika Ingin Cepat Kurus"