Foto: Shutterstock |
Kehamilan menjadi momen yang banyak ditunggu. Namun, selama kehamilan, penting bagi bumil untuk menjaga kesehatan janin.
Salah satunya dengan menghindari konsumsi makanan atau minuman yang berpotensi mengandung senyawa Bisphenol A (BPA). Pasalnya, senyawa BPA dapat berisiko terhadap kesehatan kandungan.
BPA merupakan senyawa kimia yang kerap digunakan dalam produksi plastik. Dari beberapa penelitian yang telah ada, menunjukan paparan BPA untuk ibu hamil dapat berdampak buruk untuk kesehatan janin.
Hal ini dikarenakan BPA dapat meresap ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi atau bahkan dari paparan lingkungan. Lantas, apa saja risiko paparan BPA terhadap kelahiran?
1. Obesitas
Dalam Sebuah studi yang dirilis National Library of Medicine, menguji hubungan dari paparan Bisfenol A (BPA) pada ibu hamil dengan risiko obesitas. Riset ini melibatkan 500 pasangan ibu dan anak di Kreta, Yunani.
Hasilnya, konsentrasi BPA yang lebih tinggi pada urin anak-anak berhubungan dengan meningkatnya BMI (Indeks Massa Tubuh), lingkar pinggang dan ketebalan kulit pada anak usia 4 tahun.
Sebaliknya, konsentrasi BPA pada awal kehamilan memiliki hubungan dengan angka BMI yang lebih rendah pada anak perempuan. Temuan senada juga disampaikan dalam jurnal yang ditulis Damaskini Valvi, dan diterbitkan National Library of Medicine. Studi tersebut mengungkapkan adanya kaitan antara paparan BPA di masa prenatal dengan kasus obesitas pada anak-anak.
2. Autisme
Pada 2021, Badan Pusat Statistik RI (BPS) mencatat jumlah anak yang mengidap Autism Spectrum Disorder (ASD) mencapai 2,4 juta jiwa. Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti autisme.
Namun, sejumlah riset menunjukkan adanya hubungan paparan senyawa BPA selama masa kehamilan terhadap risiko terkena ASD. Studi yang dilakukan oleh Department of Clinical Chemistry, Faculty of Allied Health Sciences, Chulalongkorn University, Bangkok, pada tahun 2021 menunjukkan paparan BPA pada anak mencit (tikus) dapat meningkatkan risiko ASD.
Hasilnya, paparan BPA di masa prenatal mengganggu gen yang berkaitan dengan ASD pada hippocampus prefrontal cortex, yang juga melibatkan viabilitas saraf, proses pembentukan saraf dan daya ingat. Risiko dan prevalensi ASD lebih tinggi pada keturunan laki-laki dari adanya paparan BPA di masa prenatal.
Studi lainnya yang dilakukan Department of Clinical Pharmacology, Pharmacy and Environmental Medicine, Institute of Public Health, University of Southern Denmark, Odense, Denmark juga menunjukkan hasil yang senada. Studi tersebut melibatkan ibu hamil dengan usia kehamilan 28 minggu dan anak-anaknya pada usia 2 dan 5 tahun.
Paparan BPA di masa prenatal dapat meningkatkan risiko gejala ASD yang berpengaruh pada kemampuan sosial.
3. Perilaku Hiperaktif
Anak hiperaktif adalah anak yang melakukan aktivitasnya terlalu (over) aktif. Beberapa cirinya antara lain terus bergerak tanpa lelah, mudah teralihkan, tidak fokus, bahkan dapat menjadi agresif dan sulit dikendalikan. Hal ini pun kerap menguras tenaga dan membuat orang tua kewalahan.
Salah satu pemicu anak mengalami kondisi medis yang disebut Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) yaitu BPA. Pengujian dampak BPA terhadap gangguan pembentukan dan maturasi sel saraf pada otak yang dilakukan Universitas Airlangga (2022) menemukan, konsentrasi BPA urin pada kelompok kasus (anak dengan ADHD) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (anak sehat). Hal ini menunjukkan paparan BPA berkaitan dengan peningkatan risiko ADHD.
4. Kelahiran Prematur
Setiap orang tua pasti ingin anaknya lahir di waktu yang tepat. Sebab, kelahiran prematur dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan pada bayi.
Dikutip dari jurnal Ecotoxicology and Environmental Safety (2021) terdapat hubungan yang signifikan antara kelahiran prematur dan paparan BPA yang lebih tinggi di antara populasi yang memiliki median BPA atau konsentrasi rata-rata geometrik lebih tinggi dari 2,16 nanogram/mililterl.
Penyakit-penyakit tersebut tidak bisa dianggap sepele dan harus dicegah agar bayi lahir dalam kondisi sehat Oleh karenanya, ibu hamil perlu menerapkan gaya hidup sehat seperti berolahraga rutin, istirahat yang cukup, serta lebih selektif dalam memilih makanan atau minuman yang tidak terpapar zat kimia berbahaya seperti BPA.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bumil Wajib Tahu, Paparan BPA Bisa Sebabkan Obesitas-Autisme pada Anak"