Ilustrasi operasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff) |
Nathan Vaughan (30) di Cambridgeshire, Inggris menceritakan kisahnya ketika pertama kali mengetahui keberadaan tumor di otaknya. Semua berawal ketika ia mengeluhkan sakit kepala dan mengira itu 'hanya' masalah migrain atau sakit kepala sebelah.
Ia mengatakan rasa sakit kepala itu muncul di hari pernikahannya pada Mei 2024. Nathan mengungkapkan itu merupakan sakit kepala paling nyeri yang pernah dialami. Saat itu, ia tidak terlalu memikirkan penyebabnya dan mengira hanya akibat tekanan sebelum pernikahan.
"Pada hari pernikahan, saya terbangun dengan sakit kepala hebat pukul dua pagi dan tidak bisa tidur lagi. Saya minum obat pereda nyeri, tablet migrain, mengira itu karena rasa gugup di hari pernikahan," cerita Nathan dikutip dari DailyMail, Jumat (27/8/2024).
"Rasa sakitnya tidak kunjung hilang dan semakin memburuk di siang hari," sambungnya.
Ketika acara pernikahan selesai, Nathan pingsan dan akhirnya istirahat di kamar hotel.
Setelah tiga hari berjalan, migrain tersebut tidak kunjung menghilang. Nathan bersama istrinya, Katie Glass (26) memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Dokter yang melakukan pemeriksaan menemukan tumor dan menyebut Nathan harus segera menjalani operasi otak.
Meskipun Nathan dan Katie terkejut, mereka bersyukur tumor tersebut berhasil ditemukan lebih dini sehingga dapat diangkat lebih cepat.
Dokter mengatakan ada perdarahan pada tumor jinak seukuran dua kuku jempol di otak Nathan. Tim dokter sempat mengira dirinya mengalami meningitis. CT scan menunjukkan Nathan mengalami pembengkakan pada kelenjar pituitari yang terletak di otak.
"Saya pikir itu hanya pembengkakan dan dokter hanya akan memberikan obat. Tetapi saya diberitahu bahwa saya memiliki tumor kelenjar pituitari yang besar," ceritanya.
Tidak hanya itu saja, tumor tersebut juga menekan saraf optik Nathan. Akibatnya, pandangan Nathan menjadi kabur dan mengancam penglihatannya.
Operasi dilakukan selama empat jam untuk mengangkat tumor tersebut. Dokter mengatakan tumor itu mungkin sebenarnya sudah ada di otak Nathan sejak lama. Namun, akhirnya terungkap ketika tumor tersebut akhirnya mengalami perdarahan.
Untungnya tumor tersebut jinak, tidak bersifat kanker dan tidak akan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
"Keadaannya bisa jauh lebih buruk. Begitu Anda mendengar kata 'tumor' dari dokter, Anda bisa berasumsi yang terburuk," tandas Nathan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pria Ini Idap Tumor Otak, Awalnya Sempat Dikira Gejala Migrain Biasa"