Hagia Sophia

10 January 2025

Kasus HMPV Juga Meningkat di Singapura, Ini Kondisinya

Ilustrasi warga Singapura. (Foto: AP Photo)

Terjadi peningkatan jumlah infeksi human metapneumovirus (hMPV) di Singapura pada akhir tahun 2024. Akan tetapi, peningkatan ini konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya menurut Kementerian Kesehatan Singapura (Ministry of Health/MOH)

"Peningkatan kasus, yang biasanya terlihat pada akhir tahun, kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya pertemuan sosial dan perjalanan liburan," kata Kemenkes Singapura, dikutip The Strait Times.

Juru bicara Kemenkes Singapura mengatakan kasus hMPV mingguan di antara sampel infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di masyarakat naik antara 5,5 persen dan 9 persen pada Desember 2024, dari kisaran 0,8 persen hingga 9 persen selama periode lain dalam setahun.

hMPV adalah virus yang menimbulkan gejala mirip flu, seperti batuk, mengi, pilek, dan sakit tenggorokan, yang akan sembuh dengan sendirinya dalam tiga hingga enam hari. Namun, virus ini dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius seperti bronkitis atau pneumonia, terutama pada anak kecil, orang dewasa berusia di atas 65 tahun, dan orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Kemenkes Singapura juga menyebut bahwa hMPV adalah patogen penyebab penyakit pernapasan yang umum beredar. Terlebih, infeksi tersebut "dapat sembuh sendiri", yang berarti dapat sembuh dengan sendirinya, dengan atau tanpa pengobatan khusus.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan diri, seperti sering mencuci tangan, terutama saat bepergian ke luar negeri, menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin, serta membuang tisu bekas dengan benar.

Bagi masyarakat yang mengalami gejala ISPA ringan sebaiknya tinggal di rumah hingga gejalanya mereda, dan jika memang harus keluar rumah, sebaiknya menjalankan tanggung jawab sosial dengan meminimalkan interaksi sosial, mengenakan masker, dan menghindari tempat keramaian.

Sebelumnya, hMPV mendadak disorot dunia setelah memicu lonjakan penyakit pernapasan di China, India, dan Malaysia. China disebut mengalami lonjakan kasus hMPV pada mereka yang berusia di bawah 14 tahun, meningkat pada akhir Desember 2024 .

Tren peningkatan lebih jelas terlihat di provinsi utara seperti Beijing, Tianjin, dan Hebei, yang lebih dingin daripada provinsi selatan dan tempat virus cenderung bertahan lebih lama.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menganggap hMPV di China sebagai keadaan darurat. Juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan bahwa tingkat penyakit pernapasan yang lebih tinggi, termasuk hMPV, biasanya diperkirakan terjadi pada saat ini.

Sementara itu India melaporkan delapan kasus pada tanggal 6 Januari, termasuk kasus bayi berusia tiga bulan dan bayi berusia delapan bulan. Malaysia mencatat 327 kasus infeksi hMPV pada tahun 2024, meningkat 45 persen dari 225 kasus pada tahun 2023.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Singapura Juga Mengalami Peningkatan Kasus HMPV, Begini Situasinya"