Hagia Sophia

30 December 2025

Berbagai Fakta Tentang 'Super Flu' yang Sedang Merebak di AS

Foto: Ilustrasi flu (Getty Images/iStockphoto/eternalcreative)

Berdasarkan data terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention AS (CDC), kasus influenza di Amerika Serikat terus meningkat. Salah satu wilayah dengan tingkat aktivitas flu tertinggi adalah New York City.

Sejauh ini sebagian besar kasus flu dikaitkan dengan varian baru influenza A yang dikenal sebagai subclade K. Menurut analisis lebih dari 900 sampel flu yang dianaliss, sekitar 90 persen merupakan virus influenza tipe A (H3N2). Dari sampel yang menjalani pengujian genetik lanjutan, hampir 90 persen di antaranya tergolong subclade K.

CDC melaporkan sedikitnya 4,6 juta kasus flu sejauh musim ini dengan sekitar 49 ribu pasien harus menjalani rawat inap. Puncak musim flu masih diperkrakan berlangsung hingga setidaknya bulan Februari, namun, penyebaran varian flu yang dijuluki 'super flu' tersebut belum menunjukkan tanda-tanda melambat.

Subclade K bertanggung jawab lebih dari separuh kasus flu di Amerika Serikat hingga pertengahan November. Jika tidak ditangani, infeksi bisa memicu komplikasi serius, seperti infeksi telinga dan sinus, bronkitis, pneumonia, hingga kematian. Hingga 1.900 kematian akibat flu hingga 13 Desember.

"Musim flu kali ini benar-benar serius. Kasus yang kami lihat jauh lebih banyak dari biasanya untuk periode ini," kata Dr Amanda Kravitz, dokter anak di Weill Cornell Medicine, kepada CBS Mornings.

CDC mencatat, mutasi pada varian itu menyebabkan ketidaksesuaian (mismatch) dengan komposisi vaksin flu musim ini. Namun, para ahli menegaskan vaksin flu tetap efektif dalam menurunkan risiko penyakit berat, termasuk rawat inap dan kematian.

"Bahkan dengan adanya varian ini dan ketidaksesuaian vaksin, mendapatkan vaksin flu tetap sangat penting," ujar John Brownstein, epidemiolog, dikutip dari ABC News.

Gejala Dilaporkan Lebih Berat

Virus H3N2 dikenal menyebabkan gejala yang lebih berat dibandinkan infeksi pernapasan umum. Adapun gejala yan dirasakan yaitu demam tinggi, kelelahan berat, nyeri otot hebat, pilek atau hidung tersumbat, muntah atau diare, menggigil, dan sakit tenggorokan.

Sekilas, gejala ini mirip flu pada umumnya. tapi para ahli menyoroti satu perbedaan penting.

"Gejalanya sangat intens dan muncul dengan sangat cepat," tambah Kravitz.

Tak hanya di Amerika Serikat, varian terbaru ini juga menyebar secara internasional dengan peningkatan kasus di Inggris dan Kanada. Bahkan, Jepang lebih awal menyatakan wabah inflenza internasional dengan lebih dari 6.000 kasus.

Subclade K Pertama Kali Terdeteksi di Eropa

Virus influenza memiliki empat tipe, yaitu A, B, C, dan D. Menurut CDC, influenza tipe A dan B adalah penyebab wabah flu musiman setiap musim dingin.

Strain flu yang paling sering beredar di Amerika Serikat adalah H1N1 dan H3N2 (keduanya termasuk influenza A), serta influenza B. Ketiga strain ini yang dimasukkan ke dalam vaksin flu tahun ini, ujar Andrew Pekosz, Ph.D., seorang ahli virologi dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, kepada TODAY.com.

Namun, virus flu dapat bermutasi dengan cepat. Menurut Pekosz, mutasi ini bisa memberikan keuntungan bagi virus, misalnya dengan membantu virus menghindari sistem kekebalan tubuh.

Hal inilah yang terjadi pada H3N2 awal tahun ini. "Muncul satu jenis H3N2 yang kuat dan tampaknya memiliki mutasi yang memungkinkan virus ini menghindari kekebalan yang diberikan oleh vaksin," kata Pekosz.

Strain H3N2 subclade K memiliki tujuh mutasi baru. Strain ini pertama kali terdeteksi di Eropa pada bulan Juni, setelah para ilmuwan menentukan strain apa saja yang akan dimasukkan ke dalam vaksin flu tahun ini, jelas Pekosz.

"Kami menduga bahwa kekebalan dari vaksin tidak akan mengenali virus H3N2 subclade K ini dengan optimal," tambahnya.

CDC menyatakan bahwa perubahan genetik tersebut menyebabkan subclade K mengalami antigenic drift (pergeseran genetik) dari strain H3N2 yang terdapat dalam vaksin flu musim 2025-2026.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Fakta-fakta 'Super Flu' Merebak di AS, Disebut Lebih Ganas dan Menular"