Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim, detikcom |
Kementerian Kesehatan RI masih menunggu kebijakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyusul mengakhiri kebijakan pembatasan COVID-19 di tengah tren COVID-19 menurun. Belakangan, muncul usulan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk segera dicabut dan fokus pada percepatan vaksinasi.
"Kita masih terus melihat perkembangan yang ada, kasus konfirmasi masih sekitar 2.000-an potensi mutasi masih ada cakupan vaksinasi booster harus ditingkatkan," jelas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi, Kamis (22/9/2022).
"Jadi kita masih memantau perkembangannya termasuk juga gimana kebijakan WHO pandemi itu kesepakatan global, jd nanti kita lihat perkembangannya kebijakan negara lain pasti akan menjadi benchmark kita," terang dr Nadia.
Dalam kesempatan terpisah, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menekankan, jika pandemi COVID-19 nantinya dinyatakan selesai, virus sebenarnya tak benar-benar hilang dari komunitas masyarakat.
"Walaupun tidak menimbulkan dampak berarti (angka kematian dan rawat inap kecil), masih akan ada hal-hal tentang COVID-19 yang belum kita ketahui dan akan terjawab dengan perkembangan ilmu pengetahuan di waktu mendatang," beber dia dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Kamis (22/9).
"Maka kewaspadaan kesehatan tetap harus dilakukan. Sebisa mungkin ntisipasi kemungkinan pandemi berikutnya," wanti-wantinya.
Kemungkinan munculnya pandemi baru disebutnya sulit dihindari, sehingga penting untuk menjaga sistem kesehatan global dan nasional untuk menghindari wabah meluas seperti COVID-19.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mohon Bersabar, Ini Alasan RI Tak Buru-buru Akhiri Pandemi COVID"