istimewa |
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) kembali menaikkan suku bunga acuan. Tiga kali berturut-turut menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Kenaikan suku bunga acuan sebelumnya dilakukan ada bulan Juli dengan komposisi angka yang sama. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi inflasi AS yang melonjak tajam.
Keputusan terbaru ini menandai langkah kebijakan terberat Fed sejak 1980-an untuk menekan laju inflasi. Hal ini juga diprediksi akan berdampak besar pada dunia bisnis hingga rumah tangga, karena biaya pinjaman rumah, mobil hingga kartu kredit akan meningkat.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga mengakui keputusan ini akan berpengaruh kepada laju perekonomian negara. Dia pun tidak ingin berkomentar apakah akan membawa AS ke jurang resesi.
"Tidak ada yang tahu apakah proses ini akan mengarah pada resesi atau, jika demikian, seberapa signifikan resesi itu," kata Powell dalam konferensi pers, dikutip dari CNN, Kamis (22/9/2022).
Dalam laporan Proyeksi Ekonomi The Fed yang baru dirilis kemarin, mencerminkan rasa kondisi perekonomian AS ke depan. Tingkat pengangguran di AS diprediksi akan meningkat 4,4% pada tahun depan, lebih tinggi dari proyeksi The Fed 3,9%.
Demikian juga kenaikan inflasi, harga barang dan jaga akan naik hingga 4,5% tahun ini dan tahun depan 3,1%. Proyeksi itu naik dari prediksi yang dirilis pada bulan Juni masing-masing 4,3% dan 2,7%.
Artikel ini telah tayang di finance.detik.com dengan judul "The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga 75 Basis Poin"