detikcom |
Kasus COVID-19 di Indonesia mulai relatif membaik. Meski begitu, para pasien COVID-19 yang sudah sembuh masih bisa mengalami gejala jangka panjang atau Long COVID.
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril, sekitar 33 persen pasien COVID-19 di Indonesia mengalami long COVID. Gejalanya masih muncul meski pasien sudah tidak positif COVID-19 lagi.
"Long COVID itu sebenarnya istilah klinis bagi seseorang yang syndromic. Jadi, long COVID ini pasien sudah tidak positif lagi, PCR negatif," beber dr Syahril dalam sesi wawancara media, Jumat (23/8/2022).
"Di Indonesia, ada datanya sekitar 33 persen long COVID. Dan itu gangguan di saluran pernapasan paling utama," sambungnya.
Selain di saluran pernapasan, dr Syahril juga menyebut long COVID ini bisa terjadi pada saluran pencernaan. Gejala ini ditemukan pada pasien yang saat terinfeksi tidak mengalami gejala, tetapi setelah sembuh baru mengalami gejala susulan Long COVID.
dr Syahril mengatakan kondisi Long COVID ini umumnya terjadi setelah infeksi COVID-19 selesai. Biasanya akan menetap dalam waktu yang cukup lama.
"Nah ini berkelanjutan, tidak serta merta pasien selesai COVID-19 atau selesai dirawat dia hilang gejalanya. Dia (long COVID) akan ada dalam waktu yang cukup lama, sekitar 3-6 bulan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "33 Persen Pasien Corona di RI Kena Long COVID, Apa Saja Gejalanya?"