Foto: AFP via Getty Images/STR |
Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang santer disorot publik. Diduga, pelepasan gas air mata berkali-kali oleh pihak kepolisian memicu penonton berdesakan keluar hingga ratusan kasus kematian imbas sesak napas.
Lantas, gas air mata itu apa sih? Berikut penjelasannya.
Dikutip dari Britanica, gas air mata atau disebut lakrimator pertama kali digunakan pada saat Perang Dunia I dalam perang kimia. Namun, karena efeknya berlangsung singkat dan jarang melumpuhkan lawan, gas air mata akhirnya mulai digunakan oleh lembaga penegak hukum sebagai sarana untuk membubarkan massa, melumpuhkan perusuh, dan mengusir tersangka bersenjata tanpa penggunaan kekuatan mematikan.
Kandungan Gas Air Mata
Gas air mata bukanlah gas, melainkan bubuk bertekanan yang menciptakan kabut saat digunakan. Dikutip dari Healthline, komponen gas air mata yang paling umum digunakan adalah 2-chlorobenzalmalononitrile (gas CS).
Senyawa lain yang digunakan atau disarankan sebagai gas air mata termasuk bromoaseton, benzil bromida, etil bromoasetat, xylyl bromide, dan α-bromobenzyl sianida.
Komponen gas air mata lain yang umum termasuk oleoresin capsicum (semprot merica), dibenzoxazepine (gas CR), dan chloroacetophenone (gas CN).
Efek Gas Air Mata pada Tubuh
Senyawa kimia berbentuk partikel cairan halus ini dapat menyebar melalui udara. Jika terpapar, efek yang ditimbulkan oleh gas air mata umumnya tak berlangsung lama, hanya 15-30 menit.
Ahli paru yang juga guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) menjelaskan paparan gas air mata bisa berdampak akut pada saluran napas dan memicu gawat napas (respiratory distress). Efek gas air mata pada pernapasan meliputi:
- Dada berat
- Batuk
- Tenggorokan seperti tercekik
- Bising mengi
- Sesak napas
"Mereka yang sudah punya penyakit asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) maka kalau terkena gas air mata maka dapat terjadi serangan sesak napas akut yang bukan tidak mungkin berujung di gagal napas (respiratory failure)," terang Prof Tjandra pada detikcom, Minggu (2/10/2022).
Selain pada paru-paru, paparan gas air mata juga berefek pada mata, mulut, dan hidung. Prof Tjandra menjelaskan, efek yang timbul bisa berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan.
"Selain di saluran napas maka gejala lain adalah rasa terbakar di mata, mulut dan hidung. Lalu dapat juga berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan. Juga dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi," imbuh Prof Tjandra.
"Walaupun dampak utama gas air mata adalah dampak akut yang segera timbul, ternyata pada keadaan tertentu dapat terjadi dampak kronik berkepanjangan. Hal ini terutama kalau paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi dan apalagi kalau di ruangan tertutup," pungkasnya.
Benarkah Pasta Gigi Efektif Cegah Efek Gas Air Mata?
Anggota Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia, dr Wisnu Pramudito D Pusponegoro, SpB, membeberkan realitas kalau penggunaan odol di wajah termasuk di sekitar mata untuk menghindari efek perih gas air mata justru memicu iritasi.
"Odol nggak ngaruh sebenarnya. Gas air mata bekerjanya karena terhirup, bukan kontak dengan mata. Efek gas air mata itu kan terhirup yang menyebabkan sekresi dari kelenjar air mata," jelas dr Wisnu.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Gas Air Mata Itu Apa Sih? Ini Kandungan dan Efeknya pada Tubuh"