Hagia Sophia

03 October 2022

Diduga Bisa Picu Kematian, Ini Kata Pakar Terkait Gas Air Mata

Foto: AFP via Getty Images/STR

Penggunaan gas air mata dalam upaya penanganan tragedi Kanjuruhan, Malang, kini disorot publik. Diduga, pelepasan gas air mata berkali-kali oleh pihak kepolisian memicu penonton berdesakan keluar hingga ratusan kasus kematian imbas sesak napas.

Ahli paru yang juga guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) menjelaskan paparan gas air mata bisa berdampak akut pada saluran napas dan memicu gawat napas (respiratory distress). Sejumlah efek gas air mata pada pernapasan meliputi:

  • Dada berat
  • Batuk
  • Tenggorokan seperti tercekik
  • Bising mengi
  • Sesak napas
"Mereka yang sudah punya penyakit asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) maka kalau terkena gas air mata maka dapat terjadi serangan sesak napas akut yang bukan tidak mungkin berujung di gagal napas (respiratory failure)," terang Prof Tjandra pada detikcom, Minggu (2/10/2022).

Efek pada Mata, Mulut, dan Hidung

Selain pada paru-paru, paparan gas air mata juga berefek pada mata, mulut, dan hidung. Prof Tjandra menjelaskan, efek yang timbul bisa berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan.

"Selain di saluran napas maka gejala lain adalah rasa terbakar di mata, mulut dan hidung. Lalu dapat juga berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan. Juga dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi," imbuh Prof Tjandra.

"Walaupun dampak utama gas air mata adalah dampak akut yang segera timbul, ternyata pada keadaan tertentu dapat terjadi dampak kronik berkepanjangan. Hal ini terutama kalau paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi dan apalagi kalau di ruangan tertutup," pungkasnya.





















Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Diduga Picu Kematian di Kanjuruhan, Ini yang Dialami Tubuh Imbas Gas Air Mata"