Foto: iStock |
Tanda-tanda aritmia terkadang tidak disadari oleh masyarakat, terutama saat berolahraga berat atau berada di kerumunan. Padahal, bila ditangani secara masif akan menurunkan risiko kematian terhadap pengidapnya.
Aritmia merupakan gangguan irama jantung karena aliran listrik jantung tidak bekerja secara optimal. Penyakit kardiovaskular ini memiliki beragam jenis sesuai kecepatan detak jantung, seperti takikardia, bradikardia, blok jantung, dan yang paling umum adalah Fibrilasi Atrium (AF). Bila seseorang terkena aritmia jenis AF, ia lima kali lebih berisiko terkena stroke.
Penyebab utama dari aritmia adalah kerusakan struktur jantung yang cukup parah atau dampak dari virus tertentu, misalnya COVID-19. Dalam kasus tertentu, penyakit ini dapat dipicu oleh pengonsumsian alkohol di luar batas normal, kebiasan merokok, meminum kafein dalam jumlah besar, penggunaan obat-obatan tertentu, dan perubahan postur tubuh.
Tanda-tanda Aritmia
Dikutip dari National Health Service (NHS), tanda-tanda aritmia tidak bisa dianggap sepele karena bisa menyebabkan kematian mendadak. Waspadai bila salah satu kondisinya ini muncul:
1. Jantung berdebar
Tanda yang kerap dialami pengidap arimia adalah palpitasi atau jantung berdebar. Selain di dada, kondisi ini bisa menyebar ke leher atau tenggorokan. Meski berlangsung singkat, kondisi ini membuat pengidapnya tidak nyaman dan merusak fokus kerja.
Sebenarnya, palpitasi bukan tanda yang cukup mengkhawatirkan. Jantung berdebar bisa disebabkan oleh hal lain, seperti olahraga berat, kurang tidur, perasaan cemas, pengonsumsia alkohol ataupun kafein. Dalam beberapa kasus, kondisi ini juga dipicu oleh anemia dan hipertiroid.
2. Pusing
Walaupun keadaanya tidak terlalu serius dan darurat, pusing akan mengakibatkan seseorang kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Hal ini bisa mengakibatkan henti jantung bahkan kematian bila tidak ditangani dengan cepat.
"Henti jantung itu bisa terjadi karena kelainan listrik dari otot jantung atau sering kita sebut aritmia sehingga penanganannya harus cepat dilakukan," tutur dr Titus Kurnia Hariadi, SpJP, FIHA, dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Primaya PGI Cikini saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2022).
3. Pingsan
Pingsan secara mendadak atau kolaps juga bisa diindikasikan sebagai artimia. Hal ini bisa mengakibatkan henti jantung bahkan kematian bila tidak ditangani dengan cepat.
"Henti jantung itu bisa terjadi karena kelainan listrik dari otot jantung atau sering kita sebut aritmia sehingga penanganannya harus cepat dilakukan," tutur dr Titus Kurnia Hariadi, SpJP, FIHA, dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Primaya PGI Cikini saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2022).
Jika melihat seseorang mengalami kolaps, segera hubungi rumah sakit terdekat sambil diberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Cardiopulmonary Resuscitation (CPR). Tindakan itu berupa kompresi bagian dada dengan kedua tangan sebanyak 100 kali dalam semenit agar jantungnya kembali memompa darah dengan normal.
4. Sesak Napas
Akibat kurangnya pasokan oksigen, jantung tidak bisa bekerja dengan normal. Dengan demikian, jantung akan berdetak semakin cepat dan akhirnya terhenti.
Tanda-tanda aritmia bisa berdampak pada komplikasi kronis bila tidak diobati sesegera mungkin, misalnya stroke, gagal jantung, dan kematian mendadak. Salah satu cara mendiagnosis aritmia yang paling umum dengan perhitungan Elektrokardiogram (EKG), yakni pengukuran aktivitas listrik jantung menggunakan alat tertentu tanpa menimbulkan rasa sakit.
Sebagai pencegahan, masyarakat dianjurkan untuk menghindari rokok dan meminimalisir stres. Namun utamanya, konsumsilah makanan yang sehat dan seimbang untuk menjaga gula dan tekanan darah tetap stabil.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "4 Tanda-tanda Aritmia, Gangguan Kelistrikan yang Bisa Bikin Jantung Berdebar"