Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin. Foto: Vidya Pinandhita/detikHealth |
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta kepada pengelola rumah sakit pemerintah untuk memaksimalkan layanan untuk masyarakat. Bukan tanpa alasan, Menkes menambahkan pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah memberikan dana sekitar Rp 15 triliun untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
"Saya minta di rumah sakit bukan untung, tapi nomor satu harus bisa berikan layanan yang terbaik bagi masyarakat," katanya dalam Rakor BLU yang disiarkan secara daring, Kamis (2/3/2023).
Salah satu tolak ukur keberhasilan layanan di rumah sakit milik pemerintah menurutnya yakni dari okupansi pasien. Jika lebih banyak yang memilih berobat ke luar negeri, berarti kualitas RS belum memadai dan belum sesuai harapan.
"Presiden dirawatnya di rumah sakit Indonesia atau nggak, yang namanya menteri-menteri dirawat di Indonesia atau di Amerika Serikat atau Singapura? Kalau bukan di Indonesia, artinya belum bagus," sebutnya.
Sejauh ini menurutnya rumah sakit rujukan di Indonesia masih belum optimal dalam menangani beberapa penyakit seperti leukimia, multiple melanoma atau limfoma. Belum lagi mayoritas rumah sakit belum memiliki alat untuk mendeteksi penyakit-penyakit dengan tingkat kematian tinggi, salah satunya kanker payudara.
Ia juga menyoroti rumah sakit pemerintah yang sibuk mengurus transaksi keuangan tanpa diiringi peningkatan mutu dan layanan bagi masyarakat.
"Selama ini kita sibuk hanya urus demand side, seperti BPJS, asuransi dan lainnya. Tapi pas orang sudah bayar, orangnya masuk rumah sakit, dokternya tidak ada. Alatnya tidak ada. Tidak imbang," paparnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Menkes Sentil RS Pemerintah, Minta Tak Cari Untung dan Prioritaskan Masyarakat"