Hagia Sophia

08 March 2024

Pemberlakuan Cukai untuk Minuman Kemasan Dapat Mengurangi Kasus Diabetes

Ilustrasi diabetes. (Foto: Dok. Shutterstock)

Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) mendorong pemerintah agar pemberlakukan cukai untuk minuman berpemanis dengan kemasan (MBDK) segera diterapkan. Setelah beberapa kali tertunda, kebijakan cukai untuk MBDK rencananya akan segera diterapkan pada tahun ini.

Penerapan kebijakan ini menjadi sangat penting menurut pihak CISDI lantaran tingkat konsumsi MBDK di kalangan masyarakat Indonesia sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh betapa murah dan mudahnya akses masyarakat terhadap MBDK hingga anak kecil sudah terbiasa mengonsumsi minuman manis sejak dini.

CISDI melalui penelitian terbarunya mengungkap sederet manfaat yang dapat muncul apabila penerapan cukai dilakukan dengan meningkatkan harga produk MBDK hingga 20 persen. Angka tersebut didapatkan dari rata-rata penerapan cukai di negara-negara lain.

Health Economics Research Associate CISDI Muhammad Zulfiqar Firdaus, M IDEC menuturkan dalam paparannya bahwa penerapan cukai MBDK dapat menurunkan konsumsi hingga 17,5 persen.

"Apabila cukai diterapkan pada 2024 ini, maka kasus diabetes tipe dua sudah bisa turun setiap tahunnya. Secara akumulatif, dapat mencegah 3,1 juta kasus diabetes baru dari 2024-2033," ucap Zulfiqar ketika ditemui awak media, Kamis (7/3/2024).

Riset dampak kesehatan yang diuji oleh pihak CISDI didapatkan melalui metode analisis pemodelan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dan elastisitas harga permintaan MBDK yang dihitung secara spesifik menggunakan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 digunakan sebagai input utama dalam analisis pemodelan.

Sebagai perbandingan, Zulfiqar menuturkan estimasi kasus baru diabetes dalam waktu 10 tahun jika kebijakan cukai tidak diberlakukan mencapai 8.949.769 kasus. Apabila kebijakan cukai MBDK diterapkan pada tahun ini, maka kasus bisa ditekan hingga 5.854.126 kasus dalam waktu 10 tahun.

Selain estimasi kasus baru, proyeksi angka kematian yang diakibatkan oleh diabetes atau komplikasi yang disebabkannya juga dapat mengalami penurunan signifikan. Ia menuturkan penerapan cukai yang dilakukan dapat menyelamatkan 455.310 orang dari kematian akibat diabetes dalam akumulasi 10 tahun.

"Skenarionya kalau misal pakai cukai, itu proyeksi angka kematiannya berada di angka 938.107 kasu dalam 10 tahun. Sedangkan tanpa penerapan cukai angkanya bisa sampai 1.393.417 kasus," ungkapnya.

Research Principal Investigator CISDI Soewarta Kosen, MD, MPH, DrPH yang juga terlibat dalam penelitian mengungkapkan bahwa kebijakan ini harus segera diberlakukan. Ia menyoroti tingginya jumlah konsumsi MBDK di masyarakat Indonesia, khususnya pada anak.

"Berdasarkan data Riskesdas 2018, 61,3 persen penduduk di Indonesia mengonsumsi MBDK setidaknya sekali dalam sehari. Terus 57,5 persen penduduk usia anak dan remaja di perkotaan mengonsumsi MBDK 5-7 kali dalam seminggu. Ini berdasarkan survei Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tahun 2023," tandas Soewarta.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Peneliti Ungkap Dampak Cukai MBDK, Disebut Dapat Pangkas 3,1 Juta Kasus Diabetes"