Hagia Sophia

08 March 2024

Angka Kesuburan di Indonesia Menurun, Penduduk Menyusut?

Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/aydinmutlu

Total fertility rate (TFR) di Indonesia menurun dalam 10 tahun terakhir menjadi 2,1 dari semula 2,4 hingga 2,7. Kekhawatiran yang kemudian muncul adalah penurunan laju pertumbuhan penduduk yang berdampak pada tertutupnya peluang bonus demografi mulai 2035.

Meski begitu, 'ancaman' penyusutan populasi seperti yang terjadi di China, tidak akan terjadi dalam waktu dekat di Tanah Air. Proyeksi BKKBN, kemungkinan baru berlangsung di 2050 hingga 2070.

"Kalau penyusutan dalam arti jumlah populasi tidak akan menyusut. Belum akan menyusut," tegasnya kepada detikcom Kamis (7/3/2024).

"Jadi mungkin 2050 baru akan kemungkinan bisa menyusut. Cuma tren-nya melambat gitu aja. Pertambahan penduduknya melambat tapi penduduk tidak akan berkurang," sambung dia.

Hal ini ditandai dengan angka harapan hidup yang belakangan meningkat yakni 74 tahun. Banyak lansia yang berusia 70 bahkan 80 tahun masih dalam kondisi sehat.

Artinya, ancaman ke depan terkait fenomena angka kesuburan yang menurun baru akan berdampak pada laju pertumbuhan penduduk. Bila pertumbuhan penduduk melambat, kemungkinan tidak akan ada cukup SDM seperti yang diproyeksikan dalam bonus demografi beberapa tahun mendatang.

Peluang yang tertutup otomatis menjebak Indonesia selamanya berada di negara 'middle income'.

Angka harapan tinggi juga tidak lantas membuat Indonesia 'bertahan' secara produktif. Mengingat, tidak seperti lansia di sejumlah negara seperti salah satunya Jepang, dengan pendidikan tinggi dan memiliki aset.

Lansia di Indonesia didominasi dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama (SMP), sementara secara finansial berada di ekonomi menengah ke bawah.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Angka Kesuburan RI Turun, Jumlah Penduduk Terancam Menyusut? Begini Kata BKKBN"