Ilustrasi suplemen. (Foto: ilustrasi/thinkstock) |
Senyawa yang tidak terduga telah ditemukan dalam beberapa suplemen beni kōji (beras ragi merah) dari Kobayashi Pharmaceutical yang diduga menjadi penyebab serangkaian masalah kesehatan. Suplemen beni koji ini dikonsumsi beberapa orang untuk menurunkan kolesterol tinggi.
Kementerian Kesehatan dan Institut Ilmu Kesehatan Nasional mengatakan pada hari Jumat bahwa setidaknya dua senyawa yang biasanya tidak ditemukan dalam suplemen terdeteksi dalam analisis sampel bahan.
Diberitakan The Japan Times, tes yang dilakukan oleh Kobayashi Pharmaceutical sebelumnya mendeteksi asam puberulat, senyawa alami yang berasal dari jamur biru, dalam suplemen. Asam puberulat memiliki sifat antibiotik, namun sangat beracun dan biasanya tidak disertakan dalam suplemen.
Kementerian Kesehatan menerima sampel bahan beni kōji yang dibuat dalam tiga tahun terakhir dari Kobayashi Pharmaceutical, dan lembaga nasional menganalisis bahan-bahan tersebut yang diproduksi antara Juni dan Agustus tahun lalu. Masalah kesehatan telah dilaporkan di antara pengguna suplemen dengan bahan-bahan yang dibuat selama periode tersebut.
Kementerian sedang berupaya mengidentifikasi senyawa baru yang ditemukan dan penyebab masalah kesehatan.
"Kami ingin mengidentifikasi mereka sesegera mungkin," kata seorang pejabat kementerian.
Menurut Kobayashi Pharmaceutical, jumlah kematian yang diduga akibat penggunaan suplemennya mencapai lima orang dengan 240 orang telah dirawat di rumah sakit dengan keluhan kerusakan ginjal. Sebanyak 1.434 orang mengunjungi atau berharap mengunjungi rumah sakit.
Sejauh ini perusahaan telah menerima 88.000 komplain terkait kerusakan ginjal akibat mengonsumsi suplemen beni koji.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bahan Beracun Ditemukan di Suplemen Jepang 'Beni Koji', Picu Kerusakan Ginjal"