Ilustrasi bejolan di belakang kepala bayi. Foto: iStock |
Benjolan di belakang kepala bayi umumnya tidak berbahaya. Biasanya, penyebab benjolan adalah pembengkakan kelenjar getah bening yang disertai pilek atau radang tenggorokan.
Dr Tylor spesialis THT pada laman Washington Hospital Healthcare System menyebutkan, benjolan di kepala atau leher adalah respon kekebalan tubuh bayi melawan infeksi. Benjolan umumnya akan mereda setelah satu atau dua minggu.
Namun tidak menutup kemungkinan benjolan di belakang kepala bayi akan membahayakan keselamatan. Benjolan ini disertai nyeri, demam, dan terus membesar bisa jadi tanda terjadinya kanker.
Penyebab Benjolan di Belakang Kepala Bayi
Munculnya benjolan di belakang bayi dapat disebabkan kondisi berikut:
1. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Benjolan di belakang kepala bayi karena kelenjar getah bening umumnya bersifat sementara. Bagian kepala atau leher mungkin akan bengkak dan terasa nyeri diikuti dengan demam.
Hal ini perlu diwaspadai karena demam adalah tanda bayi membutuhkan antibiotik. Jika benjolan terus membesar lebih dari 2 minggu, segera periksakan ke dokter karena kemungkinan gejala limfoma atau kanker kelenjar getah bening.
2. Hemangioma
Hemangioma adalah benjolan merah karena pembuluh darah tidak normal di area kulit kepala, wajah, atau leher. Penyakit ini bukanlah kanker melainkan tumor jinak yang menyerang bayi berusia lebih dari 6 bulan.
Benjolan ini awalnya tampak seperti gigitan kecil, memar, atau jerawat hingga usia 18 bulan. Nantinya benjolan akan kempes, namun ada pembedahan atau obat oral jika kondisi memburuk. Dr Tylor menyarankan pengobatan, jika bayi kesulitan bernapas dan menelan makanan.
3. Kista
Kista adalah salah satu benjolan yang berhubungan dengan perkembangan bayi sebelum lahir. Sisa jaringan yang tertinggal di kelenjar tiroid menghasilkan kista di saluran tiroglosus pada leher.
Benjolan bisa muncul di area belakang kepala bayi yang berdekatan dengan leher. Kista ini dapat diobati dengan antibiotik atau lebih sering diangkat melalui pembedahan.
4. Cephalohematoma
Dilansir dari laman Parents, hampir 2,5% dari bayi yang baru lahir akan mengalami benjolan di belakang kepala. Pembengkakan muncul akibat pecahnya pembuluh darah pada kepala bayi karena tekanan saat melahirkan.
Namun gejala ini tidak menyebabkan nyeri dan rewel pada bayi. Tidak ada perubahan warna kulit dan benjolan akan kempes seiring berjalannya waktu.
Selain itu, benjolan juga disebabkan benturan atau cedera. Sengatan serangga di area kulit kepala turut memicu timbulnya benjolan mengingat kulitnya yang tipis dan sangat sensitif.
Kapan Benjolan di Belakang Kepala Bayi Disebut Berbahaya?
Dikutip dari laman Childrens, berikut beberapa tanda benjolan di belakang kepala bayi yang berbahaya:
- Benjolan berdiameter lebih dari 1 cm dan keras
- Ukuran benjolan semakin besar
- Pembengkakan tidak kunjung reda setelah 2 minggu
- Gejala disertai gangguan pernapasan dan kemampuan menelan makanan
- Kehilangan nafsu makan dan sering muntah
- Bayi terus menangis dan merasa tidak nyaman.
Jika bayi mengalami tanda-tanda tersebut, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan khusus. Biasanya dokter akan melakukan CAT Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Positron Emission Tomography Scan (PET), atau biopsi jarum jika diperlukan.
Cara Mengatasi Benjolan di Belakang Kepala Bayi
Penanganan ini bisa diterapkan jika benjolan tidak berbahaya bagi kesehatan bayi. Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan:
- Memandikan bayi dengan bersih terutama di area benjolan 2 kali sehari
- Tidak memencet benjolan dan pastikan menyentuhnya dalam keadaan steril dan kuku pendek
- Menghindari penggunaan penutup kepala yang terlalu ketat
- Menjaga kebersihan penutup kepala, pakaian, dan alas tidur bayi
- Menghindari posisi tidur dengan menindih benjolan
- Jika dibutuhkan dapat mengompres dengan es batu yang dibalut handuk selama 5 menit.
Orang tua dan lingkungan terdekat wajib waspada jika benjolan di belakang bayi tidak juga kempes. Apalagi jika kondisi benjolan memburuk hingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Apakah Benjolan di Belakang Kepala Bayi Bahaya? Ini Penyebabnya"