Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/kan2d |
Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun mengalami kecacatan akibat heatstroke atau serangan panas usai gurunya memaksa ia berdiri di bawah sengatan sinar matahari selama hampir tiga jam.
Dikutip dari News Straits Times, sebelum dilarikan ke rumah sakit akibat terkena heatstroke, anak tersebut diminta berdiri di bawah sengatan sinar matahari dari pukul 10.00 hingga pukul 12.50.
Akibat kejadian itu sang ibu, AD Mogahana Selvi (35) mengatakan ia mendapatkan surat referensi dari Rumah Sakit Ampang agar putranya dinilai sebagai penyandang disabilitas, karena ia didiagnosa mengidap penyakit saraf.
Dalam konferensi pers pada tanggal 29 Mei lalu, Mogahana mengatakan ia kecewa dengan kondisi putranya saat ini.
Ia menambahkan, dulu putranya sering bermain dengan saudara-saudaranya, namun kini ia cenderung bersembunyi dan berbicara sendiri.
"Rumah sakit memberi tahu saya bahwa saya tidak dapat menyekolahkan putra saya ke sekolah biasa lagi, karena masalah kesehatannya. Mereka bilang, sekarang saya harus menyekolahkannya ke sekolah anak berkebutuhan khusus," jelasnya dikutip dari The Straits Times.
Suaminya, B. Suresh (40) beserta pengacara mereka Dinesh Muthal dan ketua Satuan Tugas Pekerja Malaysia-Singapura S. Dayalan turut hadir dalam konferensi pers tersebut.
Atas nama keluarga, Dinesh mengatakan ia akan mengajukan gugatan perdata terhadap semua orang yang terlibat dalam kasus ini.
"Kejadian ini menimbulkan banyak stres bagi orang tua korban, terutama Mogahana, yang sedang hamil tiga bulan. Mereka kini harus menerima kenyataan bahwa putra mereka tidak akan pernah menjalani kehidupan normal. Selain gugatan perdata, kami ingin guru yang terlibat didakwa di pengadilan dan diberi hukuman yang pantas (jika terbukti bersalah)," ungkapnya pada media.
Dikutip dari Malaysia Says, Ketua Satuan Pekerja Malaysia-Singapura S. Dayala, menyoroti tiga surat peringatan yang diduga dikirimkan pihak sekolah kepada Mogahana dan Rusesh, mengenai ketidakhadiran putra mereka di sekolah dari tanggal 2 hingga 23 Mei, saat ia tengah menerima perawatan medis.
"Selama ini, mereka (pihak sekolah) tidak pernah membahas masalah anak ini yang dipaksa berdiri di bawah sinar matahari bersama kedua orang tuanya," tambah Dayala.
Kepolisian di wilayah Ampang Jaya, Mohd Azam Ismail, sebelumnya mengatakan polisi telah menyelesaikan penyelidikannya dan menyerahkan berkas perkara ke Kejaksaan Agung untuk ditindaklanjuti.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bocah 11 Tahun Berakhir Cacat gegara Heatstroke usai Dijemur 3 Jam"