Ilustrasi ganja. (Foto: dok. Thinkstock) |
Thailand mengambil langkah baru dalam rencananya untuk mengklasifikasi ulang ganja sebagai narkotika. Sebuah komite pemerintah yang bertugas mengendalikan obat sependapat bahwa ganja tak boleh lagi dikonsumsi dengan bebas.
Dilaporkan The Bangkok Post, semua anggota komite menyetujui prinsip bahwa ganja hanya boleh digunakan untuk perawatan medis, kata laporan itu, mengutip Wakil Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan Masyarakat Surachoke Tangwiwat.
Panitia akan menyerahkan laporannya ke Badan Pengawasan Narkoba pada minggu depan. Persetujuan dari badan tersebut kemudian akan mendorong Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) untuk mengubah undang-undang terkait ganja dan memberikan kriteria penggunaan tanaman tersebut.
Aturan baru tersebut rencananya mulai berlaku pada 1 Januari 2025.
Sebelumnya di awal tahun 2024, Perdana Menteri Srettha Thavisin memerintahkan para pejabat untuk mengambil langkah-langkah untuk membatasi penggunaan ganja hanya untuk tujuan medis.
Kelompok advokasi ganja dan dunia usaha telah menyuarakan penolakan mereka terhadap kebijakan pembalikan ini, dengan menggelar aksi unjuk rasa dan mengancam akan mengajukan gugatan hukum terhadap perdana menteri.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tahun Depan, Thailand Akan Cabut Status Bebas Konsumsi Ganja"