![]() |
| Foto: Ilustrasi lansia (Getty Images/RapidEye) |
Selama berabad-abad, orang-orang mencari tahu apa yang membuat orang Jepang begitu sehat. Ada yang mengaitkannya dengan makanan, gaya hidup, hingga komunitas mereka.
Namun, tak ada yang bisa memastikan apa yang membantu banyak orang di Jepang hidup lebih dari 100 tahun. Dikutip dari laman Times of India, kemungknan karena konsep hidup mereka, bagaiman cara mereka bergerak, makan, beristiahat, dan menemukan tujuan hidup.
Di Jepang, konsep ikigai, alasan untuk bangun setiap pagi bukanlah slogan atau kiat produktivitas. Mereka melakukannya dalam menjalani hidup, bahkan di usia 100 tahun.
Negara ini kini hampir memiliki 100.000 centenarian, terbanyak di dunia, dan lebih banyak per kapita dibandingkan negara lain. Ada pola yang sama dari lima orang di antara orang Jepang dengan usia 100 tahun, mereka mencintai pekerjan mereka dan tidak pernah berhenti melakukanya.
1. Seiichi Ishi
Di Jepang pekerjaam bukanlah bagian hidup, tapi alasan untuk hidup. Seichii Ishii berkelana ke sebuah bengkel saat berusia 12 tahun dan jatuh cinta pada baju terusan biru tua yang dikenakan para pekerja.
Lebih dari 90 tahun kemudian, di usia 103 tahun, dia masih mengelola bngkelnya sendiri.
"Jika saya meninggal di sini, di bengkel saya, saya akan bahagia," katanya kepada New York Times.
"Saya seorang pekerja dan itu tidak berubah seiring bertambahnya usia," tambahnya.
Pekerjaan sederhanaya di bengkel seperti membeinya tujuan. Secara ilmiah, hal tersebut membuatnya terus bergerak, rutinitasnya membantunya menjalani hidup sehat tanpa harus bersusah payah.
2. Fuku Amakawa
Fuku yang berusia 102 tahun. masih mengelola restoran yang dia buka bersama kakeknya enam dekade lalu.
"Sungguh luar biasa saya masih bisa bekerja. Secara fisik dan emosional, hal itu mengubah kualitas hidup saya," tambahnya.
Meski kini anak-anaknya membatu, tempat itu menjadi pengingat bagi Fuku akan tahun-tahun yang telah berlalu. Dia telah menghabiskan lebih dari setengah abad di restoran tersebut. Mulai dari memasak, menyajikan, dan membangun sesuatu yang mebawa warisannya yang dibentuk oleh darah, keringat, dan air mata selama bertahun-tahun.
3. Masafumi Matsuo
Seorang petani berusia 101 tahun , Masafumi Matsuo tinggal di perbukitan Kyushu yang tenang. Dia mengurus ladangnya, memasak nasi untuk kuil mendiang istrinya setiap pagi, dan bermain dengan cicitnya di akhir pekan.
"Saya bermimpi menjadi aktor, tapi bertanilah yang membuat saya tetap hidup," ujarnya kepada New York Times.
"Saya bekerja untuk tetap sehat," katanya.
4. Tomoko Horino
Di usianya ke 102 tahun, Tomoko Horino masih berjuala kosmetik dari rumahnya. Suaranya terdengar sangat ceria saat menghubungi klien.
"Saya senang membuat orang merasa cantik," ujarnya.
"Itulah bagian terpenting dan membahagiakan dari semua ini," tambahnya.
Banyak kliennya yang sudah meninggal dunia. Tapi kini dia terkadang menerima telepon untuk meminta tips kecantikan.
5. Tomeyo Ono
Bagi Tomeyo Ono, peranya sebagai penceria minwa, cerita rakyat Jepang, berasal dari tempat yang sangat pribadi. Berusia 101 tahun, dia adalah anggota dari sebuah komunitas pendongeng.
Setelah tsunami di tahun 2011 menyapu rumahnya di Fukushima, dia bertekad untuk memasukkan kisah para penyintas ke dalam karyanya.
"Saya hidup untuk menceritakan kisah-kisah saya," katanya sambil meneteskan air mata.
Para centenarian Jepang menunjukkan bahwa kepuasan tidak dtemukan dalam pelarian, tapi keterlibatan. Mereka terus bergerak, berkarya, terhubung, dan menemuka makna dalam keseharian. Bukan berarti mereka menolak penuaan, tapi mereka menjalaninya dengan penuh niat. Masa muda memang memudar, namun tujuan hidup yang dipupuk setiap hari bisa bertahan lama.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ternyata Ini yang Bikin Orang Jepang Bisa Berumur Sampai 100 Tahun"
