Hagia Sophia

12 November 2025

Kaitan antara Sarapan Lebih Awal dan Umur Panjang

Foto: Ilustrasi sarapan (Getty Images/AJ_Watt)

Pemilihan waktu sarapan ternyata sangat penting untuk kesehatan. Kebiasaan sarapan lebih pagi dikaitkan dengan umur yang lebih panjang.

Sebuah studi terbaru yang melibatkan 3.000 orang dewasa menunjukkan, kebiasaan sarapan lebih siang seiring bertambahnya usia dikaikan dengan kesehatan yang buruk dan risiko kematian dini. Dikutip dari laman BBC Science Focus, dalam studi ini, para penelti memantau peserta selama rata-rata 22 tahun. Mereka menemukan bahwa orang-orang yang sarapan lebih siang memiliki tingkat kelangsungan hidup 10 tahun (10-years survival rate) lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang sarapan lebih awal.

Secara umum, peserta makan pagi sekitar pukul 08.20, tapi mereka yang menunda mendekati pukul 09.00 atau lebih sering melaporkan mengalami gangguan seperti depresi, kelelahan, dan masalah kesehatan mulut.

"Hasil ini menambahkan makna baru pada pepatah bahwa 'sarapan adalah waktu makan terpenting hari ini', terutama bagi orang lanjut usia," kata penulis utama, seorang ilmuwan gizi di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Mass General Bringham, Dr Hassan Dashti.

Menurutnya, perubahan waktu makan lansia, terutama sarapan bisa menjadi penanda yang mudah dipantau untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka secara keseluruhan.

"Selain itu, mendorong orang lanjut usia untuk memiliki jadwal makan yang konsisten dapat menjadi bagian dari strategi yang lebih luas untuk mendorong penuaan yang sehat dan umur panjang," ujar Dashti.

Selama lebih dari 20 tahun, peserta melaporkan kesehatan mereka, waktu makan, dan dalam beberapa kasus memberikan sampel darah. Sering berjalannya waktu, para peneliti menemukan bahwa kebanyakan orang cenderung menggeser waktu sarapan dan makan malam, sambil memperpendek durasi total waktu makan mereka dalam satu hari.

Dikutip dari laman Fox News, dalam masa tindak lanjut, para peneliti mencatat 2.361 kematian di antara peserta. Setiap penundaan satu jam tambahan dalam waktu sarapan dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi.

Orang lanjut usia yang makan lebih awal cenderung hidup lebih lama, dengan tingkat kelangsungan hidup 10 tahun sebesar 89,5 persen, dibandingkan dengan 86,7 persen pada mereka yang makan lebih lambat.

"Perbedaannya signifikan secara statistik, tetapi sederhana," kata Dashti.

Meski demikian, ini adalah studi observasional, sehingga tidak membuktikan bahwa menunda sarapan menyebabkan masalah kesehatan atau kematian dini. Studi ini hanya menunjukkan kemungkinan adanya hubungan di antara keduanya.

Para penulis mengatakan bahwa temuan mereka penting, mengingat semakin populernya puasa intermiten. Dalam puasa ini, orang sengaja memperpanjang waktu berpuasa dan akibatnya seringkali menunda waktu sarapan menjadi lebih siang.

"Waktu makan yang lebih lambat, terutama sarapan yang terlambat, dikaitkan dengan berbagai tantangan kesehatan dan peningkatan risiko kematian pada lansia," ujar Dashti.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Peneliti Temukan Hubungan antara Sarapan Lebih Awal dan Umur yang Lebih Panjang"