![]() |
| Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas |
Jumlah korban jiwa akibat banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat kembali meningkat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hingga Senin, total korban meninggal di tiga provinsi tersebut telah mencapai 442 orang, sementara 402 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Bantuan kesehatan yang dikirim, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, disesuaikan dengan kondisi di lapangan yang saat ini menghadapi lonjakan kebutuhan perawatan, meningkatnya risiko penyakit menular, serta terbatasnya fasilitas pelayanan kesehatan yang masih berfungsi.
Selain dukungan logistik, Kementerian Kesehatan juga menyiapkan sejumlah skenario penanganan pascabencana untuk mengantisipasi potensi ledakan kasus penyakit di tempat-tempat pengungsian, terutama diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan penyakit kulit. Menkes Budi menyebut penempatan tenaga kesehatan tambahan menjadi salah satu prioritas utama, mengingat sejumlah puskesmas dan rumah sakit di lokasi terdampak mengalami kerusakan ataupun kelebihan kapasitas.
"Kita kirimkan juga dokter-dokter darurat, termasuk psikolog, untuk memberikan layanan kesehatan jiwa dan dukungan psikososial bagi para korban," kata Budi, Jumat (28/11/2025).
Ia menambahkan bahwa trauma akibat kehilangan keluarga, tempat tinggal, maupun kondisi lingkungan yang rusak parah berpotensi memengaruhi kesehatan mental warga dalam jangka panjang.
Update Jumlah Korban
Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan penambahan korban terutama terjadi di Sumatera Utara, setelah tim SAR gabungan menemukan jenazah yang sebelumnya belum teridentifikasi. Dengan temuan terbaru ini, angka kematian di provinsi tersebut naik menjadi 217 orang, sementara 209 warga masih belum ditemukan.
Para korban tersebar di sejumlah wilayah, mulai dari Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Padang Sidempuan, Deli Serdang, hingga Nias.
Selain korban jiwa, pemerintah juga tengah menangani gelombang pengungsian besar di Sumatera Utara. Ribuan warga terpaksa meninggalkan rumah mereka karena akses yang terputus maupun kondisi lingkungan yang belum aman.
Tercatat lebih dari 3.600 jiwa di Tapanuli Utara mengungsi, disusul 1.659 jiwa di Tapanuli Tengah, 4.661 jiwa di Tapanuli Selatan, 4.456 jiwa di Kota Sibolga, 2.200 jiwa di Humbang Hasundutan, dan 1.378 jiwa di Mandailing Natal.
Sementara itu di Aceh, jumlah korban meninggal mencapai 96 orang, dan 75 warga lain masih dicari. Bencana ini berdampak luas di setidaknya 11 kabupaten dan kota, termasuk Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Aceh Timur, Lhokseumawe, Gayo Lues, Subulussalam, hingga Nagan Raya. Jumlah pengungsi di provinsi tersebut kini ditaksir mencapai sekitar 62 ribu kepala keluarga, menggambarkan skala dampak yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat.
Di Sumatera Barat, kondisi tak jauh berbeda. Korban meninggal di provinsi itu telah mencapai 129 jiwa, sementara 118 orang masih dinyatakan hilang dan sedikitnya 16 orang mengalami luka-luka. Daerah terdampak tersebar di Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Pasaman Barat, Pasaman, Solok, Kota Solok, hingga Pesisir Selatan. Total pengungsi di provinsi ini mencapai 77.918 jiwa, menunjukkan betapa masifnya skala kerusakan dan disrupsi yang terjadi dalam satu pekan terakhir.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Menkes Kirim Bantuan Psikologis Bagi Korban Banjir Aceh, Sumut, Sumbar"
