Hagia Sophia

07 October 2022

Kasus COVID-19 Kembali Muncul di China

Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/oonal

Kasus COVID-19 kembali muncul di China. Otoritas lokal di Provinsi Yunnan, China barat daya, menutup daerah tersebut setelah kasus COVID-19 naik ke level tertinggi dalam dua minggu setelah musim liburan minggu lalu.

Hal ini membuat kebijakan zero-Covid yang diterapkan di China kembali diperketat di bandara di Provinsi Yunnan. Otoritas keamanan setempat melarang penumpang keluar dari bandara dan menggiring mereka menggunakan senapan mesin.

Adegan dystopian itu terjadi pada Selasa (4/10/2022) di Bandara Xishuangbanna. Para penumpang mengunggah video yang memperlihatkan kondisi bandara yang dijaga otoritas keamanan bersenjata.

Dikutip dari The Sun, dalam rekaman yang beredar terlihat penjaga yang menggunakan hazmat memegang senapan. Mereka tengah mengatur para penumpang yang frustasi dengan antrian panjang yang memaksa untuk keluar dari bandara.

"Jutaan orang China hidup di bawah darurat militer sekarang! Setiap beberapa ratus meter dan setiap persimpangan, ada penjaga yang membawa senapan untuk menegakkan penguncian," tulis seorang pengguna Twitter, yang dikutip dari The Sun, Kamis (6/10/2022).

Dalam salah satu video yang beredar, terdengar seorang penumpang yang berteriak ketakutan.

"Apakah Anda akan membunuh kita semua?," teriaknya.

Pada rekaman lainnya yang diduga diambil pada hari itu juga, menunjukkan petugas berbaju hazmat itu menjaga pintu keluar bandara. Mereka juga mendorong penumpang yang berusaha meninggalkan tempat tersebut.

Menurut salah satu saksi, petugas yang berjaga di sana memukuli para penumpang dan digiring ke 'karantina terpusat' di kamp karantina. Bahkan dalam salah satu video yang diunggah akun Twitter @weareprotestors, ia mempertanyakan tujuan petugas menembak orang-orang hingga menakuti anak-anak yang ada di sana.




















Artikel ini telah tayang di sport.detik.com dengan judul "Kasus COVID-19 Merebak Lagi, Warga China 'Dikunci' Penjaga Bersenjata di Bandara"