Hagia Sophia

22 November 2022

Terkait COVID-19 Subvarian Omicron XBB, Akan Separah Apakah?

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth)

Kasus COVID-19 belakangan waktu ini mengalami kenaikan yang signifikan. Hal tersebut diyakini akibat subvarian Omicron baru, yakni XBB dan BQ.1 yang kini sudah mendominasi 60 persen dari total kasus harian COVID-19. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun memprediksi puncak gelombang subvarian Omicron ini bakal terjadi dalam waktu dekat.

"Sekarang XBB, BQ.1, itu saya lihat sudah di atas 60 persen. Tapi belum 90 persen. Saya lihat positivity rate-nya tinggi seperti ini, harusnya masih akan naik minimal sampai akhir bulan masih naik," katanya, baru-baru ini.

Meskipun demikian, puncak Omicron baru ini kemungkinan tidak separah varian Delta pada tahun lalu. Menurut Budi, Omicron XBB diprediksi hanya mencapai 20 ribu kasus sehari.

Sementara puncak gelombang Delta dicapai pada 15 Juli 2021 dengan 56.757 kasus dalam sehari.

"Kalau mengikuti pola Singapura seharusnya dalam satu bulan ke depan ini akan naik mendekati 20 ribu per hari," kata Menkes.

Puncak kasus COVID-19 disebutnya bisa terlihat dari tren kenaikan positivity rate. Jika terjadi kenaikan konsisten dua hingga tiga kali lipat setiap hari, maka kasus harian COVID-19 belum melewati puncaknya.

Namun, sebaliknya, jika kenaikan menurun bahkan melandai, kemungkinan puncak kasus COVID-19 sudah terlewati. Sementara saat ini, tren kasus harian disebut bakal terus meningkat hingga akhir bulan di tengah positivity rate masih jauh di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bakal Separah Delta? Ini Prediksi Menkes soal Puncak Kasus COVID-19 Omicron XBB"