Potongan logam berusia 3.600 tahun. Foto: Live Science |
Arkeolog menemukan timbunan perak kuno di wilayah Gaza, Palestina, dan Israel. Timbunan tersebut berupa potongan logam mulia yang potongannya tidak teratur. Kemungkinan merupakan mata uang perak paling awal yang diketahui di wilayah tersebut.
Dugaan lain, peneliti memperkirakan perak kuno ini berasal dari daerah yang jauh di tempat yang sekarang disebut Turki dan Eropa. Temuan yang baru dianalisis ini berasal dari sekitar tahun 1550 SM, ratusan tahun lebih awal dari penemuan mata uang perak lainnya di tempat yang sekarang disebut Israel dan Gaza.
Namun, tidak semua orang setuju bahwa ini adalah temuan baru. Beberapa ahli mencatat bahwa penelitian lain telah menemukan bahwa mata uang perak digunakan selama Zaman Perunggu Tengah di wilayah ini.
Praktik penggunaan perak potong sebagai mata uang mungkin merupakan tanda bahwa administrator di wilayah tersebut, lebih melek angka ketimbang pendahulu mereka, sehingga memungkinkan mereka mengukur berat perak secara akurat saat melakukan pembayaran.
"Kita tahu bahwa Zaman Perunggu Tengah adalah periode membuat benteng besar. Tapi bagaimana mereka membayar para pekerja?" kata Tzilla Eshel seorang arkeolog di Universitas Haifa, dikutip dari Live Science, Kamis (26/1/2023).
Ada kemungkinan bahwa para pekerja akan dibayar dengan berat perak yang disepakati, mengikuti praktik yang sudah digunakan di Levant utara, wilayah yang sekarang mencakup Lebanon dan Suriah.
Praktik menukar perak menurut beratnya dengan benda berharga lainnya juga umum dilakukan selama Zaman Viking di Eropa, di mana perak untuk tujuan ini kemudian dikenal sebagai 'hacksilver' atau 'hacksilber'.
"Penggunaan perak sebagai mata uang di Levant selatan terjadi pada periode ini karena dibutuhkan, dan ada organisasi yang cukup besar yang dapat mengelolanya," kata Eshel.
Tempat penemuan
Eshel dan rekan-rekannya mempelajari 28 keping perak dari empat timbunan yang ditemukan di situs arkeologi Zaman Perunggu, satu dari Gezer di Pegunungan Yudea, satu dari sebuah makam di Megiddo di Israel utara, satu dari Shiloh di Tepi Barat, dan satu dari Tell el-Ajjul di Gaza.
Para peneliti melaporkan bahwa timbunan perak dari Gezer, Shiloh, dan Tell el-Ajjul tidak ditemukan di samping alat pembuat perak. Fakta ini mereka tafsirkan sebagai bukti bahwa timbunan tersebut hanya digunakan untuk pertukaran, dan bukan untuk membuat benda perak lainnya.
Eshel dan rekan-rekannya juga berusaha menentukan asal-usul perak di timbunan ini dengan mempelajari ketidakmurnian dan isotop kimiawi mereka yang berubah seiring waktu akibat radiasi.
Analisis mengungkapkan, terdapat tanda-tanda transisi yang luas antara sumber sekitar 1200 SM, kemungkinan dari perak yang ditambang di Anatolia (sekarang Turki) ke perak yang ditambang di Eropa Tenggara, yang kemudian dibawa ke Levant melalui perdagangan jarak jauh.
Perak yang berasal belakangan secara mengejutkan mirip dengan perak yang ditemukan di kuburan terkenal dari budaya Zaman Perunggu Mycenaean di Yunani. Timbunan ini mungkin memiliki sumber perak yang sama dengan timbunan dari Tell el-Ajjul.
"Karena barang-barang perak dari Tell el-Ajjul secara isotop mirip dengan perak dari Kuburan Poros (Mycenaean), ada kemungkinan bahwa kedua kumpulan tersebut berasal dari sumber yang sama," kata peneliti.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Timbunan Perak Kuno 3.600 Tahun Ditemukan di Gaza, Palestina"