Ilustrasi rekomendasi dokter perihal cara mengolah daging agar tidak bikin kolesterol melonjak. Foto: Getty Images/iStockphoto |
Hari Raya Idul Adha identik menjadi momen berkumpul bersama keluarga. Berbagai hidangan khas Idul Adha dengan masakan berbahan daging sapi dan kambing akan dihadirkan untuk meramaikan acara.
Namun seiring hangatnya perayaan Idul Adha, tak sedikit yang waswas soal risiko kadar kolesterol dalam tubuh melonjak gegara kalap memakan hidangan daging-dagingan. Lantas agar kolesterol tetap aman, olahan masakan daging seperti apa yang paling direkomendasikan dokter? Apakah lebih aman diolah menjadi sate atau rendang?
Dokter spesialis penyakit dalam dr Rudy Kurniawan, SpPD, MM, MARS, Dip.TH, DCD menjelaskan bahwa metode pengolahan daging kurban dikatakan baik atau tidak itu tergantung pada bahan-bahan yang digunakan.
"Sulit untuk menentukan metode paling sehat. Tetapi secara prinsip bisa dengan memilih bahan atau bumbu yang lebih sehat misalnya rendah gula, garam, dan lemak," kata dr Rudy.
"Sebisa juga mungkin pisahkan lemak pada daging. Hati-hati juga untuk sate, jangan dibakar sampai gosong karena itu memicu kanker," tambahnya.
Untuk pencegahan melonjaknya kolesterol, dr Rudy juga menyarankan untuk menggunakan bahan-bahan pengganti yang lebih sehat.
"Idealnya, daging kurban juga dapat dimasak dengan lebih sehat. Saat ini banyak pilihan bahan atau bumbu masakan yang relatif lebih sehat. Misalnya seperti santan rendah lemak, minyak kanola, minyak biji bunga matahari, dan lainnya," kata dr Rudy.
Selain mengolah dengan tepat dr Rudy juga menekankan pentingnya olahraga untuk menekan tinggi kolesterol setelah makan daging kurban. Lakukan olahraga minimal 30-60 menit sebanyak tiga kali seminggu.
"Batasi konsumsinya daging kurban, jangan terlalu berlebihan. Selain itu upayakan berolahraga secara rutin dan terapkan pola makan sehat," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tips Makan Daging saat Idul Adha, Mending Diolah Sate atau Rendang?"