Ilustrasi warga Jepang. (Foto: David Mareuil/Getty Images) |
Jepang dilanda krisis populasi imbas banyak warganya enggan memiliki anak. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pun kemudian menjanjikan langkah-langkah 'dimensi baru' untuk mendongkrak angka kelahiran yang anjlok di negaranya. Namun di tengah situasi tersebut, ada satu kota yang masih populasinya justru terus bertambah. Bagaimana bisa?
Diketahui, jumlah kelahiran bayi di Jepang mencapai jumlah kurang dari 800.000 pada tahun lalu. Mengacu pada data pemerintah, angka tersebut merupakan rekor terendah sejak Jepang pertama kali menghitung angka kelahiran pada 1899.
Bak terlepas dari situasi suram tersebut, masih ada beberapa bagian Jepang yang justru mencatat peningkatan populasi, karena angka kelahiran yang meningkat atau migrasi warga dari wilayah lain.
Di kota Akashi bagian barat misalnya, terlihat masih banyak anak bermain memanjat wahana gym di hitam, bermain-main di zona permainan, atau asyik membaca buku di rak-rak yang disediakan dalam ruangan bersih dan terang di pusat penitipan anak.
"Kami mendapat banyak dukungan untuk penitipan anak dan hal-hal lain, yang bahkan membuat teman-teman saya iri, jadi saya tidak khawatir," ungkap Haruka Okamoto, seorang warga yang tengah menemani putrinya bermain dikutip dari NPR, Kamis (29/6/2023).
"Kami sedang membangun rumah di Akashi. Ini adalah kota yang membuatku berpikir ingin tinggal di sini selamanya," sambungnya.
Anak-anak di Akashi mendapatkan perawatan medis gratis hingga usia 18 tahun. Selain itu, mereka mendapatkan makan siang sekolah gratis hingga usia 15 tahun.
Keluarga dengan dua anak atau lebih mendapatkan taman kanak-kanak dan taman kanak-kanak gratis. Bayi di bawah usia 1 tahun mendapatkan popok gratis, diantarkan ke rumah masing-masing keluarga oleh bidan. Semua layanan tersebut berikan tanpa memandang penghasilan warga berkeluarga.
Kebijakan seperti itulah yang berhasil menarik keluarga muda untuk tinggal di kota Akashi. Walhasil, populasi Akashi meningkat selama 10 tahun berturut-turut, menjadi lebih dari 300.000. Wanita di Akashi memiliki rata-rata 1,65 anak pada 2021, tahun terakhir dengan data tersedia. Sementara pada periode yang sama, secara nasional Jepang hanya mencatat 1,3 rata-rata kelahiran.
Semakin besar populasi Akashi, semakin banyak pajak yang dikumpulkan kota. Walhasil, semakin banyak layanan yang dapat diberikan kepada warga. Lebih lanjut, hal itu bakal mendorong minat banyak penduduk untuk memiliki lebih banyak anak.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Populasi Jepang Anjlok, Warga di Kota Ini Kepingin Punya Banyak Anak"