Ilustrasi cacar monyet (Foto: Getty Images/JUN LI) |
Kasus cacar monyet atau disebut Mpox semakin bertambah di Indonesia. Berdasarkan data harian yang dilaporkan Kementerian Kesehatan RI, Kamis (23/11/2023), total kasus Mpox di RI tercatat ada 57 pasien.
Dari jumlah kasus tersebut, satu pasien dinyatakan meninggal dunia imbas penyakit penyerta yang diidapnya, yakni ileus obstruksi dan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes dr Achmad Farchanny Tri Adryanto, MKM, melaporkan, hingga saat ini seluruh pasien yang terkonfirmasi positif Mpox berjenis laki-laki. Dari total kasus tersebut, paling banyak diidap oleh pasien berusia 30 hingga 39 tahun.
"Rentang usia yang paling banyak adalah 30-39 tahun dari 24 kasus. Kemudian 25-29 tahun ada 17 kasus, dan 18-24 tahun ada 13 kasus. Kemudian 40-49 tahun ada 2 kasus, dan 50 tahun ke atas ada 1 tahun," ucapnya dalam konferensi pers, Kamis (23/11/2023).
Lebih lanjut dr Achmad melaporkan, sebanyak 35 pasien diketahui berorientasi seksual Lelaki Seks Lelaki (LSL). Kemudian 11 pasien diketahui berorientasi biseksual dan 7 pasien heteroseksual.
"Dan ada belum kita ketahui secara pasti dan masih dalam pendalaman ada 2 kasus. Dan juga ada penyelidikan epidemiologi ada 2 kasus," sambungnya lagi.
Pasien Heteroseksual, Tertular dari Mana?
Sebagai informasi, heteroseksual merupakan ketertarikan pria dengan wanita. dr Khie Chen dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan, pada dasarnya pasien Mpox ini penularannya terjadi pada kontak dekat, terutama sentuhan. Baik itu terjadi pada pasien homoseksual maupun heteroseksual.
"Jadi kontak itu bukan seperti lewat udara, droplet masih bisa terjadi, tapi tidak lewat udara seperti COVID," imbuhnya dalam kesempatan yang sama.
Selain sentuhan, penularan Mpox juga bisa terjadi akibat droplet atau semburan jarak dekat, termasuk tertular dari penggunaan barang. Karenanya, dr Chen mengimbau untuk tidak berbagi barang pribadi, seperti handuk kepada teman maupun anggota keluarga yang mengidap Mpox.
"Jadi mengapa Mpox ini penularan atau peningkatannya tidak seperti COVID yang terlalu hebat ya. Jadi kita lihat peningkatannya sehari itu satu sampai dua kasus. Jadi kita tidak perlu khawatir, tapi kita memang harus menghindari kontak terlalu dekat, atau bersentuhan, itu yang bisa menimbulkan risiko penularan," imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Mpox Juga Jangkiti 7 Pria Heteroseksual, Kemenkes Dalami Jalur Penularan"