Hagia Sophia

23 February 2024

Ini Kata IDI Bila Sebagian Besar Dokter Berada di Pulau Jawa

Ilustrasi dokter. (Foto: Shutterstock)

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr dr Muhammad Adib Khumaidi menyoroti masalah produksi dan distribusi dokter di Indonesia. Hal ini menurutnya sangat penting untuk menciptakan layanan kesehatan yang lebih berkualitas dan merata di setiap wilayah.

Ia menuturkan saat ini proses distribusi dokter umum dan spesialis masih banyak 'menumpuk' di Pulau Jawa. Hal ini menimbulkan ketimpangan dan memunculkan risiko overload dokter di wilayah tertentu saja.

Menurut dr Adib, selain memperbaiki sistem produksi, proses distribusi dokter juga harus diatur. Ia mengatakan hingga saat ini belum ada aturan pasti terkait distribusi dokter agar lebih merata. Jika dibiarkan, overload dokter di wilayah dapat menyebabkan berbagai masalah dalam proses pelayanan kesehatan.

Salah satunya menurut dr Adib adalah munculnya lebih banyak permasalahan yang berkaitan dengan hukum, disiplin, dan etik terkait kinerja dokter.

"Nanti masyarakat pun akhirnya bisa melakukan sebuah perbandingan-perbandingan, masyarakat akan bisa melakukan second opinion sehingga aduan-aduan berkaitan hukum, etik, dan juga masalah disiplin itu akan semakin banyak," kata dr Adib dalam konferensi pers IDI, Kamis (22/2/2024).

"Itu salah satu faktor yang akan muncul, 'saya berobat ke dokter ini katanya nggak perlu operasi, yang ini harus operasi.' Akhirnya memicu proses-proses yang berhubungan disiplin, hukum, dan etik tadi," sambungnya.

Tidak hanya itu, overload dokter dalam suatu wilayah menurutnya juga bisa meningkatkan risiko kompetisi yang tidak sehat antardokter. Tidak hanya berdampak pada dokter saja, ia khawatir hal ini juga dapat membuat masyarakat menjadi seperti 'objek market' dan korban dari hal tersebut.

"Nanti, maka akan muncul dilema-dilema etik dalam pelayanan. Mohon maaf, ini yang harus kita luruskan, sehingga muncul saling mengatakan, 'saya dokter yang paling bagus'. Ini secara etik sudah ada aturannya tidak diperbolehkan," jelas dr Adib.

Dampak ketiga yang mungkin muncul akibat overload dokter menurut dr Adib adalah menurunnya kesejahteraan dari dokter. Oleh karena itu, ia berpendapat masalah distribusi ini harus bisa diselesaikan.

"Kalau terlalu banyak dokter dalam suatu wilayah, akan muncul nanti, 'itu ada dokter yang lebih murah kok'," kata dr Adib.

"Sehingga ini berkaitan dengan kesejahteraan kebutuhan, 'sudahlah nggak apa-apa saya digaji sekian.' Padahal kita dari sisi organisasi profesi sudah membuat regulasi terkait remunerasi. Tapi karena kebutuhan ekonomi sebagainya, sehingga nilai kesejahteraan itu bisa turun," tandasnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "IDI Soroti Efek Overload Dokter Jika 'Numpuk' di Pulau Jawa"