Hagia Sophia

23 February 2024

Ilmuwan Jepang Kembangkan Satelit dengan Bahan Dasar Kayu Magnolia

Satelit kayu made in Japan. Foto: Kyoto University

Para ilmuwan Jepang asal Universitas Kyoto dan perusahaan penebangan kayu Sumitomo Forestry bekerja sama dalam membuat satelit yang tidak biasa yakni satelit kayu. Terbuat dari kayu magnolia yang telah melewati uji coba yang dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Dalam uji coba tersebut, secara mengejutkan satelit kayu ini begitu stabil dan tahan terhadap retak. Terkini, prosesnya tengah diselesaikan untuk siap diluncurkan dengan menggunakan roket milik Amerika Serikat pada musim panas tahun ini.

Satelit kayu ini sebagai alternatif penggunaan bahan-bahan yang dapat terbiodegradasi untuk melihat apakah bahan-bahan tersebut dapat bertindak sebagai bahan ramah lingkungan, daripada bahan logam yang digunakan untuk membuat satelit selama ini.

"Semua satelit yang masuk kembali ke atmosfer bumi akan terbakar dan menghasilkan partikel alumunium kecil, yang akan melayang di bagian atas atmosfer selama bertahun-tahun," ucap astronot Jepang dan peneliti luar angkasa Universitas Kyoto, dikutip detikINET dari The Guardian.

"Pada akhirnya, hal ini akan berdampak pada lingkungan," lanjut Doi.

Untuk mengatasi permasalahan ini, para peneliti di Kyoto membuat proyek untuk mengevaluasi jenis-jenis kayu guna menentukan seberapa baik kayu tersebut dapat bertahan di luar angkasa. Pada pengujian pertama, dilakukan di laboratorium dengan situasi seperti luar angkasa.

Hasilnya sampel-sampel kayu tidak ditemukan perubahan massa ataupun tanda-tanda pembusukan dan kerusakan. Kepala proyek Koji Murata pun terkejut dengan hasil yang ada, karena nyatanya kayu magnolia mampu bertahan tanpa adanya perubahan.

"Kemampuan kayu (magnolia) untuk bertahan dalam kondisi ini sangat mengejutkan kami," terang Murata.

Setelah proses pengujian ini, sampel dikirim ke ISS untuk menjalani uji paparan selama hampir satu tahun, sebelum dibawa kembali ke Bumi, dan hasilnya tak terjadi perubahan signifikan kepada kayu. Dari fenomena ini, Murata mengaitkan dengan fakta bahwa tidak ada oksigen di ruang angkasa yang bisa membuat kayu terbakar dan tidak ada makhluk hidup menyebabkan kayu membusuk.

Sebelum menggunakan kayu magnolia sebagai bahan satelit, para peneliti juga pernah mencoba dengan menggunakan kayu cherry Jepang. Namun kayu pohon magnolia masih jadi yang terkuat untuk dijadikan sebagai satelit.

"Salah satu misi satelit ini adalah mengukur deformasi struktur kayu di luar angkasa. Kayu tahan lama dan stabil di satu arah, namun rentang terhadap perubahan dimensi dan retak di arah lain," lanjut Murata.

Ia menambahkan keputusan akhir masih harus dibuat terkait kendaraan peluncuran dengan pilihan dikerucutkan untuk penerbangan musim panas ini menggunakan kapal Orbital Sciences Cygnus ke ISS atau menggunakan SpaceX Dragon.

Jika LignoSat bekerja dengan baik selama beroperasi di orbit, maka pintu akan terbuka untuk penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi untuk lebih banyak lagi satelit seperti ini. Diperkirakan lebih dari 2.000 pesawat ruang angkasa akan diluncurkan setiap tahunnya di masa depan dan alumunium yang tersimpan di lapisan atas atmosfer saat pesawat terbakar ketika kembali ke Bumi akan menimbulkan masalah lingkungan yang besar.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of British Columbia di Canada, mengungkapkan alumunium yang masuk kembali ke satelit dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon yang melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet matahari dan juga mempengaruhi jumlah sinar matahari yang merambat melalui atmosfer dan mencapai tanah.

Tetapi hal ini seharusnya tidak jadi masalah pada satelit yang terbuat dari kayu seperti LignoSat. Yang jika terbakar saat memasuki atmosfer setelah menyelesaikan misinya, hanya akan menghasilkan semburan halus abu yang dapat terdegradasi.


























Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Jepang Bikin Satelit dari Kayu, Kekuatannya Bikin Kaget"