Foto: Getty Images/iStockphoto/gahsoon |
Tantrum biasanya identik dengan gambaran anak kecil yang mengamuk di depan umum sambil menangis dan berteriak-teriak karena menginginkan sesuatu. Tapi tahukah kamu, tantrum juga bisa terjadi pada orang dewasa?
Ya, orang dewasa dapat mengalami tantrum atau mengamuk. Dan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari sulit mengatur emosi hingga mengalami sedih atau stres berlebih.
Penyebab Tantrum pada Orang Dewasa
Dilansir PsychCentral, tantrum orang dewasa cenderung berkaitan dengan luapan kemarahan ketika tidak mampu lagi menahan emosi. Dalam kasus lain, amukan ini juga bisa berhubungan dengan frustasi dan kondisi kesehatan mental, termasuk gangguan kepribadian.
Berikut kemungkinan penyebab kemarahan pada orang dewasa, dikutip dari Healthline:
1. Sulit Mengelola Emosi
Amarah orang dewasa yang meluap dapat disebabkan karena kemampuan mengatur emosinya kurang baik. Sehingga ia sulit mengendalikannya dengan cara yang tepat.
Meski begitu, tidak semua orang yang mampu mengekspresikan emosinya bisa mengontrol dengan cara yang sehat. Terkadang, kemarahan sebagian orang dapat pula meledak-ledak karena tidak bisa lagi menekannya.
2. Depresi atau Stres
Depresi atau stres berlebih bisa memunculkan kemarahan yang tidak seperti biasanya. Saat menghadapi kesedihan ekstrem, suasana hati buruk, hingga datang banyak tekanan, orang dewasa juga dapat tantrum. Entah dengan menangis, berteriak, ataupun membentak.
Mereka yang amarahnya meluap akibat depresi atau stres bisa saja meledakkan amarahnya meski pemicunya adalah hal kecil. Karena itu juga, mereka sulit mengelola respons kemarahannya.
3. Gangguan Ledakan Intermiten (IED)
Tantrum orang dewasa juga dapat terjadi karena kesehatan mentalnya terganggu, seperti mengalami Intermittent Explosive Disorder (IED).
IED merupakan gangguan kesehatan mental di mana ledakan kemarahan dan agresi berulang muncul tidak sebanding dengan situasi yang dialaminya. Luapan kemarahan IED umumnya datang dan pergi dengan cepat dan bisa terjadi di mana saja. Seseorang mungkin merasa lelah dan bersalah setelahnya.
Ledakan amarah seseorang dengan IED bisa terjadi secara verbal maupun fisik. Seperti berteriak pada orang lain, melempar barang, merusak properti maupun harta benda.
4. Autisme
Orang dewasa dengan gangguan spektrum autisme rentan pula tantrum. Bisa dengan menangis, menjerit, merusak barang, atau lainnya.
Namun, temper pada pengidap autis umumnya terjadi sebagai respons dari kelebihan sensorik, lebih sulit mengendalikan emosi, stres bertubi-tubi yang dihadapinya, kesulitan komunikasi, serta perubahan rutinitas yang tidak terduga.
5. Sindrom Tourette
Kejang otot pada orang dengan gangguan tic neurologis ini dapat terjadi di mana saja. Pengidap sindrom ini juga bisa mengalami ledakan amarah ketika dirinya juga menderita ADHD.
Luapan kemarahannya umum terjadi sebagai respons terhadap situasi tertentu dan biasanya tidak berlangsung lama. Pengidapnya pun terkadang merasa malu dan kesal setelahnya. Meski begitu, mereka tidak bisa menahan reaksi itu karena kejang otot dapat terjadi dengan sendirinya.
Ciri-ciri Tantrum pada Orang Dewasa
Tantrum orang dewasa mungkin ada yang seperti anak kecil. Namun, ledakan amarah orang dewasa umumnya terbagi tiga:
1. Tidak Berbicara atau Diam
Orang dewasa ada yang melampiaskan kemarahannya dengan diam, tidak berbicara sama sekali. Ketika ini juga, mereka mungkin menolak berbicara maupun mendengarkan orang lain.
Meski tidak berucap, amarah mereka bisa cukup agresif dan mungkin melakukan tindakan tertentu, seperti menginjak, menghalangi jalan, atau menabrakkan badan.
2. Mengomel
Amarah orang dewasa juga dapat diluapkan dengan mengomel, membentak, dan menghina orang lain. Mereka mungkin akan bisa mengancam untuk melakukan kekerasan. Tantrum mereka tak sedikit pula sampai membanting pintu atau melempar barang.
3. Merengek
Tangisan amarah, gertakan, dan erangan bisa pula terjadi saat emosi orang dewasa meledak-ledak. Tak jarang ini dilakukan sambil berteriak-teriak maupun mengumpat.
Cara Mengatasi Tantrum pada Orang Dewasa
Amukan emosi yang tidak terkendali bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain. Karena itu, seseorang dapat belajar menanganinya dengan baik. Kamu bisa memulainya dengan cara berikut:
1. Ketahui Pemicunya
Mulai dengan mengenali situasi apa yang cenderung membuatmu marah dan kesal. Kamu dapat membuat daftarnya dengan mengulas keadaan di masa lalu apa yang membuat amarahmu meledak.
Bisa mengurutkan dari kejadian terbaru dan ke belakang. Atau kamu bisa mengingat kembali situasi luapan kemarahan yang paling teringat di benak dan mencari tahu pemicunya.
Setelah tahu potensi penyebabnya, kamu dapat mengembangkan strategi pencegahan dan penanganan terbaik untuk sewaktu-waktu jika tantrum itu terjadi lagi.
2. Lakukan Teknik Relaksasi
Walau teknik relaksasi tidak dapat menggantikan terapi dari profesional, mempraktikkannya dapat bantu mengelola amarah agar tidak sampai meledak.
Relaksasi simpel yang bermanfaat untuk mengatasi kemarahan, seperti mengulang tarik napas dalam dan meditasi. Coba lakukan teknik tersebut secara teratur. Sehingga ketika sudah jadi rutinitas, kamu akan lebih mudah menerapkannya saat kemarahan hampir meluap.
3. Komunikasikan dengan Baik
Ketika kesal, kamu mungkin akan merasa puas ketika berteriak atau melakukan hal lainnya. Tapi, orang lain tidak akan tahu alasan kamu marah-marah sehingga mereka tidak bisa bantu menyelesaikannya. Alih-alih begitu, kamu dapat mengkomunikasikannya dengan baik.
Kamu bisa mendeskripsikan emosi atau perasaan ketika orang lain bertanya alasan luapan amarahmu. Dengan begitu, orang lain bisa coba memahami masalah dan membantumu menyelesaikannya.
4. Minta Bantuan Tenaga Profesional
Ketika merasa ledakan kemarahanmu sudah sulit diatur sendiri, kamu dapat memperoleh bantuan dari profesional. Mereka bisa memberikan saran maupun mengajarkan cara terbaik untuk mengendalikan emosi dan perasaanmu.
Maka itu, cobalah menemui tenaga profesional seperti psikolog untuk membicarakan emosimu dan cara mengelolanya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Orang Dewasa Juga Bisa Tantrum, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya"