Ilustrasi suplemen. (Foto: ilustrasi/thinkstock) |
Sekitar 200 orang mengalami masalah fungsi ginjal setelah mengonsumsi suplemen Jepang. Suplemen dengan kandungan beni koji untuk menurunkan kolesterol jahat tersebut diduga terkontaminasi bahan tertentu selama proses pembuatan dalam salah satu batch.
Perkumpulan Nefrologi Jepang mengungkap 189 warga Jepang di antaranya banyak mengeluhkan gejala termasuk gangguan fungsi ginjal, kehilangan nafsu makan, kelelahan dan urine yang tidak normal.
Masyarakat mengatakan tes darah dan urine menunjukkan bahwa banyak pasien kemungkinan besar mengalami sindrom Fanconi, yang menyebabkan penurunan fungsi saluran kecil di ginjal.
Dari 94 pasien yang menjalani tes jaringan ginjal, 43,5 persen mengalami peradangan pada saluran tuba dan 28,3 persen mengalami nekrosis, atau jaringan tubuh mati.
Fungsi ginjal disebut baru membaik pada sekitar tiga perempat pasien setelah berhenti mengonsumsi suplemen. Namun, dikatakan bahwa 20 persen pasien menerima pengobatan steroid, dan 10 persen masih menjalani pengobatan.
Para dokter bahkan menyebut tujuh orang di antaranya harus menjalani proses dialisis atau cuci ginjal. Meski begitu, hal ini dialami mereka yang memang sebelumnya memiliki riwayat penyakit ginjal sebelum mengonsumsi suplemen tersebut.
Wakil presiden Masyarakat Nefrologi Jepang, Isaka Yoshitaka, mengatakan banyak pasien mengalami gejala yang relatif ringan, namun sekitar 10 persen memerlukan pengobatan lanjutan.
Isaka merekomendasikan orang-orang yang telah mengonsumsi suplemen tersebut untuk melakukan tes pemeriksaan untuk memastikannya.
Penyebab pasti dari kemungkinan kaitan masalah ginjal dengan suplemen masih terus diselidiki, dugaan awal berkaitan dengan adanya jamur biru dalam produksi suplemen, dan bahan yang tidak sengaja jatuh dalam proses produksi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "200-an Orang Alami Masalah Ginjal usai Minum Suplemen Jepang, Ini Gejala Terbanyak"