Corona di India. (Foto: AP Photo/Anupam Nath) |
Varian COVID-19 yang memicu lonjakan kasus di Singapura juga ditemukan di India. Berdasarkan data resmi pemerintah setempat, nyaris 300 warganya terkena KP.2 dan KP.1. Menyebar di enam wilayah India, di Benggala Barat, Goa, Gujarat, Maharashtra, Rajasthan, dan Uttarakhand. Kedua varian ini dan beberapa varian lainnya secara kolektif disebut sebagai FLiRT. Subvarian tersebut konon memicu gejala tidak biasa.
Gejala umum COVID-19 biasanya meliputi demam, batuk, dan sesak napas. Banyak orang mengalami kelelahan, nyeri otot atau badan, dan sakit kepala. Hilangnya penciuman atau perasa juga sempat menjadi gejala khas COVID-19 diikuti sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah.
Gejalanya dapat berkisar dari ringan hingga berat, beberapa orang mengalami pneumonia atau sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS). Selain itu, beberapa orang mungkin mengalami ruam kulit atau perubahan warna pada jari tangan atau kaki. Gejala biasanya muncul 2-14 hari setelah terpapar virus. Kasus COVID-19 juga masih bisa terjadi tanpa gejala, saat seseorang tidak menunjukkan gejala tetapi masih dapat menyebarkan virus.
Gejala COVID Tidak Biasa
Meskipun penting untuk memperhatikan tanda-tanda gejala umum COVID seperti batuk dan sakit tenggorokan, masyarakat juga diimbau mewaspadai tanda-tanda yang tidak biasa. Tanda-tanda atipikal ini terkadang menjadi satu-satunya indikasi adanya infeksi, terutama pada kasus ringan atau awal.
Salah satu gejala yang tidak biasa adalah keluhan pada jari kaki akibat COVID, ditandai dengan perubahan warna menjadi merah atau ungu dan pembengkakan pada jari kaki dan terkadang jari tangan, mirip dengan sakit chilblains. Hal ini dapat terjadi tanpa adanya gejala lain dan lebih sering terjadi pada pasien yang lebih muda.
Dikutip dari The Times of India, gejala neurologis juga patut diperhatikan termasuk pusing, kebingungan, dan delirium, terutama pada orang dewasa lebih tua. Beberapa pasien mengalami sakit kepala parah yang berbeda dari migrain atau sakit kepala tegang pada umumnya. Selain itu, ada laporan mengenai kabut otak, yang memengaruhi konsentrasi dan memori.
Gejala gastrointestinal, seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut, juga bisa menjadi indikator COVID-19 yang tidak terduga, terutama jika tidak ada gejala pernapasan.
Keluhan lain juga bisa terlihat dari gangguan dermatologis yang jarang terjadi seperti ruam menyerupai gatal-gatal, bintik merah kecil, atau ruam yang lebih luas dan mirip campak. Manifestasi kulit ini bisa disertai rasa gatal atau terjadi tanpa gejala lain.
Gejala langka lainnya termasuk masalah mata seperti konjungtivitis (mata merah) dan cegukan terus-menerus. Mewaspadai gejala-gejala yang tidak biasa ini dapat membantu dalam deteksi dini dan isolasi, sehingga mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Nyaris 300 Warga India Kena COVID-19 'FLiRT', Waspadai Gejala Tak Biasa"