Foto: Getty Images/iStockphoto/AndrisBarbans |
Tim peneliti mengambil sampel terdalam dari mantel Bumi dari bagian dasar laut di Samudra Atlantik Utara. Ahli geologi menggali 1.268 meter atau lebih dari 1 kilometer di bawah dasar laut, lubang terdalam yang pernah dibor ke mantel Bumi. Analisis inti batuan yang diambol menawarkan petunjuk baru tentang evolusi lapisan terluar planet kita, dan bahkan mungkin asal usul kehidupan.
Pengeboran dilakukan tahun lalu dan temuan tersebut kini dipublikasikan di jurnal Science. Para peneliti berharap kumpulan batuan langka di dalamnya akan mengungkap rahasia tentang bagaimana mantel memfasilitasi interaksi kimia bawah air yang mungkin telah memunculkan kehidupan miliaran tahun silam.
"Kami berhasil. Kami sekarang memiliki harta karun berupa bebatuan yang akan memungkinkan kami mempelajari sistematis proses-proses yang diyakini relevan dengan kemunculan kehidupan di planet ini," cetus Frieder Klein, tim ekspedisi pengeboran di Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts.
Sampel tersebut diekstraksi dari sumber air panas bawah laut yang disebut "Lost City," ladang ventilasi hidrotermal seperti menara yang memuntahkan hidrogen dan senyawa organik seperti metana ke dalam air. Ilmuwan menyebut kondisi itu menjadikannya lokasi ideal untuk kemunculan kehidupan.
Para ilmuwan tertarik pada bagaimana batuan mantel dapat menciptakan interaksi kimia yang mengarah pada kehidupan, tapi memperoleh sampelnya terbukti sukar. Namun, kali ini mereka berhasil menemukan bukti nyata dengan mengebor "jendela tektonik" di dasar laut, tempat mantel jauh lebih terbuka.
"Ketika kami menemukan bebatuan itu tahun lalu, itu merupakan pencapaian besar dalam sejarah ilmu Bumi. Namun, lebih dari itu, nilainya terletak pada apa yang dapat diceritakan oleh inti batuan mantel kepada kita tentang susunan dan evolusi planet kita," kata penulis utama studi Johan Lissenberg dari Universitas Cardiff.
Dikutip detikINET dari Live Science, analisis terhadap batuan tersebut masih berlangsung, tapi sejauh ini telah terbukti sebagai kapsul waktu geologi kuno yang dibutuhkan para peneliti.
"Batuan yang ada di Bumi purba memiliki kemiripan yang lebih dekat dengan yang kami temukan selama ekspedisi ini. Menganalisisnya memberi kita pandangan kritis terhadap lingkungan kimia dan fisik yang mungkin ada di awal sejarah Bumi," kata Susan Q Lang, ilmuwan asosiasi di Woods Hole Oceanographic Institution.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Ilmuwan Bor Dasar Samudra Atlantik, Dapat Harta Karun"